다이너마이트 (Chapter 1)

%eb%8b%a4%ec%9d%b4%eb%84%88%eb%a7%88%ec%9d%b4%ed%8a%b8-1

Dear,
Kwon Yuri , Park Chanyeol

Little,
Kim Jisoo

Cover and story,
pure mine

Chapter 1

HAPPY READING

“Ledakannya lebih besar dari dinamit,”

Jadwal hari ini cukup melelahkan bagi seorang Kwon Yuri. Jadwal pemotretan, tanda tangan kontrak dengan penerbit majalah, bertemu dengan sutradara music video terbaru dan pembagian naskah. Tidak pernah ia pikirkan, ia akan berperan sebagai pemeran utama dalam sebuah music video terbaru. Yuri tidak tahu pasti mengenai asal-usul music video tersebut. Yang terpenting, ia harus bertemu dengan sutradara saat ini juga.

“Jisoo, apa ada jadwal lagi setelah aku bertemu dengan sutradara Kim?”

Yuri menatap manager muda-nya. Gadis bersurai merah gelap itu menilik ke arah gadget dan memeriksa jadwal untuk hari ini. “Beruntung sekali, tidak ada. Kau bisa beristirahat eonnie, ada banyak kegiatan yang menunggumu besok pagi.”

Yuri mendegus lega. Ada waktu luang baginya. Dan itu lebih dari cukup. Kim Jisoo –manager cantiknya beralih pandang keluar jendela. Dapat Yuri lihat jika Kim Jisoo memiliki kecantikan yang lebih baik daripada dirinya. Tetapi ada hal yang tidak Yuri mengerti. Mengapa Kim Jisoo memilih untuk menjadi manager-nya? Mengapa gadis bermarga Kim itu tidak beralih profesi menjadi seorang aktris?

Sampai saat ini, tanda tanya besar itu masih tersimpan dengan baik di otaknya. “Jisoo?”

Gadis itu menoleh, “Apa kau benar-benar akan memperpanjang kontrakmu menjadi manager-ku?” Jisoo mengangguk seraya tersenyum. “Hmm, aku akan memperpanjangnya eonnie. Kurasa aku masih ingin bersamamu.”

Yuri berdecih pelan, “Bersamaku?” Jisoo mengangguk lagi. “Kau sudah bersamaku selama dua tahun Jisoo. Tidakkah itu cukup? Kau cantik, setidaknya kau bisa mencoba menjadi seorang aktris.”

Jisoo terdiam mendengar perkataan Yuri. Sebelumnya, Jisoo pernah mendengar kata-kata tersebut dari teman-teman dan kedua orang tua-nya. Tetapi, ia mengurungkan niatnya untuk berprofesi menjadi seorang aktris. Dengan melihat keseharian Yuri sebagai aktris, Jisoo tahu bahwa kehidupan menjadi seorang aktris sangat melelahkan.

“Tidak eonnie.” Jisoo menatap iris coklat Yuri lamat, “Sampai kapanpun aku tidak akan menjadi aktris, aku hanya akan menjadi manager-mu.”

Yuri menutup pintu kamar mandinya perlahan. Tungkainya bergerak ke arah tempat tidur. Dengan rambut yang masih basah, ia memilih untuk merebahkan diri sejenak. Jadwal hari ini benar-benar padat. Ia membutuhkan istirahat. Aktris juga manusia. Membutuhkan makan, minum dan istirahat –tentunya.

Tangan kanan gadis itu perlahan meraih sesuatu yang berada di tempat tidurnya. Ponselnya baru saja bergetar dan menandakan adanya pesan masuk. Keningnya membentuk guratan-guratan halus kala netranya mendapati kalimat pertanyaan dari seseorang.

‘Istirahat?’

Yuri tersenyum pelan. Seorang yang selama ini menjadi temannya di saat kesepian. Seorang yang selalu ada untuknya. Setara dengan seorang sahabat sejati. Dan untungnya orang itu mengirim pesan di saat yang tepat. Di saat Yuri ingin beristirahat dan bersantai dengan seseorang. Kemudian, tanpa ragu gadis itu mengetikkan suatu balasan.

‘Hmm, sudah satu jam setengah sejak kegiatan terakhirku. Ku dengar, kau akan membintangi drama baru. Benarkah itu?’

Setelah menyentuh opsi kirim dalam ponsel pintarnya, Yuri tersenyum manis. Gadis itu terlihat antusias menunggu balasan dari si pemilik nomor yang berada di seberang sana.

‘Iya, rencananya seperti itu. Tapi aku tidak tahu pasti. Ada banyak pemotretan yang belum terselesaikan, sebenarnya aku sangat lelah.’

Yuri terkekeh pelan. Hanya dengan membaca balasan dari orang itu, Yuri tahu bahwa seorang yang membawa ponsel tersebut menampilkan ekspresi yang senantiasa dibuat-buat. Yuri tahu persis mengenai perangai sahabatnya itu.

‘Jaga kesehatan yang penting. Drama apa? Apa kau sudah tahu apa judul dramanya?’

Yuri meletakkan ponselnya di atas tempat tidur. Gadis itu memilih untuk mengeringkan rambut coklatnya terlebih dahulu. Tetapi sebelum ia melangkah ke cermin, ponselnya kembali bergetar. Membuat Yuri dengan cepat menyambar lagi ponselnya dan membaca pesan balasan dari sahabatnya.

‘Aku tidak tahu apa judulnya, memangnya kenapa?’

Yuri mengerucut. Entah mengapa ia merasa kecewa sekaligus berharap di saat yang bersamaan. Yuri menghela napas, kemudian mengembuskannya perlahan. Serta, jemarinya mulai mengetikkan sesuatu lagi.

‘Tidak, aku hanya bertanya saja. Aku butuh teman bicara saat ini,’

Tidak perlu menunggu satu menit, balasan langsung Yuri dapatkan kembali.

‘Kalau begitu, kau bersama dengan orang yang tepat. Aku bisa menjadi teman bicaramu untuk saat ini.’

Yuri tidak tahu harus mengutarakan rasa senangnya dengan apa. Yang terpenting, gadis itu benar-benar senang dan kembali melajutkan konversasi perantara ponsel. Hingga larut malam, kegiatan Yuri dan sang sahabat tetap berlanjut.

Yuri menggerakkan tungkai ke arah gedung salah satu perusahaan musik ternama di Korea Seoul. Hari ini, ia harus melakukan syuting pembuatan music video yang menggunakan dirinya sebagai pemeran utama. Diikuti seorang Kim Jisoo, Yuri berjalan percaya diri. Bahkan, ia sempat disapa oleh beberapa orang yang merupakan rekan sekaligus penggemarnya.

Setibanya di lift, Jisoo melirik ke arah Yuri yang mengenakan kembali kaca mata hitamnya. Gadis yang lebih muda beberapa tahun dari Yuri itu sangat senang melihat penampilan Yuri. Baginya, Yuri seperti aktris luar negeri yang saat ini namanya sedang melambung tinggi. Bahkan Jisoo pernah mendo’akan Yuri agar bisa pergi ke Amerika dan menghadiri penghargaan piala Oscar.

“Jadi Jisoo, kau sudah mempersiapkan segalanya bukan?”

Jisoo mengangguk mantap. “Tentu eonnie, tapi untuk syuting kali ini pihak perusahaan yang akan bertanggung jawab. Tenang saja eonnie, eonnie hanya perlu ber-akting dan yap‒semuanya selesai. Karena setelah ini eonnie tidak memiliki jadwal lagi.”

Yuri tersenyum simpul mendengar nada bicara Jisoo yang terkesan lucu. Yuri tidak salah memiliki seorang Kim Jisoo sebagai manager-nya. Bahkan Yuri berhutang banyak kepada gadis itu dalam hal apapun. Yuri kembali menatap luru ke arah pintu lift. Ia melemaskan tubuhnya sejenak, kemudian terdiam dan berkata kembali.

“Baiklah, akan ku tunjukkan siapa yang pantas membintangi jutaan music video di seluruh dunia.” Jisoo tersenyum manis mendengar perkataan Yuri.

Lagi-lagi Yuri melakukan touch-up agar riasan tipis yang menghiasi wajah manisnya tidak seutuhnya luntur. Bagaimanapun, jika Yuri tidak memakai riasan, Yuri akan semakin disanjung karena kecantikan alaminya. Dari sudut matanya, Yuri bisa melihat seorang Kim Jisoo berjalan kesana-kesini untuk memeriksa properti serta memastikan adegan yang akan terjadi. Sebagai seorang manager, Jisoo lebih terlihat sebagai seorang sutradara. Demi apapun di dunia ini, Yuri sangat menyayangi Jisoo. Yuri menganggap Jisoo sebagai adiknya.

Merasa terlalu sibuk dengan pikirannya, Yuri tidak menyadari kehadiran Jisoo di sampingnya. Gadis itu membawa sebuah papan alas yang berisikan catatan-catatan entah apa itu. “Eonnie, setelah ini adegan terakhir. Tapi kau harus menunggu pemeran laki-lakinya dulu.”

Yuri mengangguk pelan, “Jadi, pemeran laki-lakinya belum datang?” Jisoo menggeleng.

“Dia hanya mendapat satu adegan kecil di akhir. Selagi ia disibukkan dengan kegiatan lain, dia akan datang terlambat. Apa eonnie lapar? Akan kucarikan makanan.” Yuri hendak menolak. Tetapi lambungnya perlu mencerna sesuatu agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pada akhirnya Yuri mengangguk dan berlalulah sosok Kim Jisoo dari pandangan.

“Park… Chanyeol?” Yuri menajamkan penglihatannya. Seorang pemuda jakung berada tepat di hadapannya dengan senyum sarkastik. Chanyeol mengangguk pelan, dengan kedua tangan berada pada saku celana.

“Selamat siang nona Kwon Yuri, maaf membuat anda menunggu lama. Tapi seperti yang anda tahu, saya sibuk. Sangat sibuk.” Yuri mengertakkan giginya kesal. Chanyeol yang baru saja datang, tba-tiba saja menghampiri Yuri dan berkata sedemikian? Apa keinginan pemuda itu?

Eonnie, sudahlah. Walaupun ia pandai berakting, tapi ia tidak lebih baik dari seorang lelaki culas.” Yuri mengembuskan napas perlahan. Ia memejam mata dengan khidmat. Benar apa yang dikatakan Kim Jisoo. Ini salah satu alasan mengapa Yuri senang sekali bersama dengan Jisoo.

Hmm, sebaiknya aku harus melakukan touch-up lagi. Sebentar lagi adegan terakhirku,” Jisoo mengangguk, lalu menarik pergelangan tangan Yuri untuk melakukan touch-up.

TBC

Pendek? T_T
Iya ku sengaja soalnya chapter awal dan ingin buat yang misterius gitu.
What? Misterius Fir? Nyeselin itu iya!
Iya deh iya, aku salah kok.

Dibuat Prolog?
Enggak aku nggak suka gitu-gituan.
Nantinya akunya malah mikir Chapter-nya lama.

Tapi btw, chapter pertama ini point dari segalanya loh…

Aduh, entah kenapa kau lagi kepincut sama ni couple.
Maaf kalo aku sukanya buat chapter yang nggak jelas buangetttt

다이너마이트

Itu dalam bahasa inggris ‘Dynamite’
Terinspirasi dari lagunya VIXX – Dynamite dari trilogy album yang pertama ‘Zelos’

Sebenarnya rencana ff ini udah lama,
cuman yang begitulah.
Nganggur di draft :3

Sekian pidato saya,
Btw lagunya VIXX enak semua loooo, artinya nyess di hati.
Kalo udah tahu VIXX jangan ambil si maknae Hyuk ya?
Itu punyanya Firda seorang.

Duh apaan ini.

See you babe ©Firda©

13 thoughts on “다이너마이트 (Chapter 1)

  1. Author aku izin baca sebelumnya…^^
    wah chapter pertama ini belum ngerti sih ya ceritanya mau di bawa kemana/? #plakk tapi sukses bikin penasaran oh ChanYul koh 😀
    oya chapter ini ko lebih ke Jisoo nya ya dan dominan ngenalin Jisoo daripada Yuri yang emang cast utama di ff ini…artinya peran Jisoo penting bgt kah? wah jadi makin penasaran,, izin lanjut ya^^

    Liked by 1 person

Leave a reply to vinayuliani Cancel reply