다이너마이트 (Chapter 4)

%eb%8b%a4%ec%9d%b4%eb%84%88%eb%a7%88%ec%9d%b4%ed%8a%b8-4

Dear,
Kwon Yuri , Park Chanyeol

Little,
Kim Taehyung , Kim Jisoo , Byun Baekhyun

Cover and story,
pure mine

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4

HAPPY READING

“Ledakannya lebih besar dari dinamit,”

“Jisoo, Kim Jisoo…”

Yuri menatap gadis bersurai merah itu lamat. Kim Jisoo beralih pandang setelah bertemu tatap dengan seorang yang dulu pernah ia kagumi. Yuri merasa senang, sekaligus sakit. Ia bertemu dengan Kim Jisoo, tetapi tatapan Jisoo tidak sebahagia Yuri. Rasanya, Jisoo seperti membenci seorang Kwon Yuri.

Maka Yuri hanya mampu tersenyum kecut dan menatap kedua orang yang sedari tadi sibuk berbicara. “Sutradara Kim, boleh aku duduk?” dengan senang hati sutradara Kim mengijinkan Yuri untuk duduk. Tetapi, hal yang Yuri sesali, mengapa ia harus duduk di samping Park Chanyeol. Sudah dari dulu, Yuri tidak menyukai seorang Park Chanyeol.

“Baiklah, aku akan memulainya.” Dan sutradara Kim mulai menjelaskan berbagai hal yang perlu diperhatikan ketika pelaksaan syuting. Selama penjelasan, pikiran Yuri hanya tertuju pada seorang Kim Jisoo yang mengamati dengan seksama.

Chanyeol kira ia merasa, tetapi memang benar. Sedari tadi, seorang Kwon Yuri mengamati gerak-gerik Yuri. Chanyeol acap kali mberalih pandang ke arah mata Yuri dan sosok Kim Jisoo. Saat itu juga Chanyeol berpersepsi aneh mengenai Kwon Yuri.

Sejurus kemudian, ia menggeleng. Tidak mungkin seorang Kwon Yuri yang dikenal dengan image seksi-nya itu menyukai sesama jenis. Rasanya Chanyeol hampir gila memikirkannya.

“Jisoo, Kim Jisoo!” Yuri menyamai langkah cepat Jisoo. Gadis itu berjalan diiringi manager-nya di belakang. Jisoo menghentikkan langkahnya, ia memberi peringatan kepada manager-nya untuk meninggalkan dirinya bersama dengan aktris Kwon Yuri. Jisoo membalikkan badannya perlahan. Seraya menampilkan ekspresi arrogant. Yuri terlihat aneh dengan raut wajah yang Jisoo ciptakan. Seingatnya, Jisoo tidak pernah menampilkan ekspresi tersebut kepadanya atau orang lain.

“Kau, Kim Jisoo ‘kan?” pasti Yuri memastikan segalanya. Jisoo mengendikkan bahu malas, lalu menata surai merahnya yang mengkilap terkena sorot lampu.

“Jika sudah tahu, mengapa bertanya?”

Yuri terhenyak mendengar balasan yang ia terima dari seorang Kim Jisoo. Yuri memicingkan matanya, seraya menggeleng untuk menyangkal semua kenyataan yang ia terima saat ini.

“Kau berbeda Jisoo, kau tidak seperti Kim Jisoo yang kukenal.” Ucap Yuri seraya berulang kali menyakinkan dirinya dalam batin. Jisoo menyeringai, gadis itu mendekat satu langkah ke arah Yuri. Sedangkan Yuri hanya diam di tempatnya.

“Kau pikir, aku berubah karena siapa huh? Seorang yang pergi dengan tergesa-gesa dan membuat hidupku menjadi lebih rumit. Bertemu dengan orang-orang yang gila akan informasi dan saat itu juga namaku melambung. Tidakkah kau pikir, berubah merupakan jalan yang terbaik. Sekarang mungkin kau akan kembali bersinar, tapi lihat saja. Siapa yang lebih bersinar, si aktris yang telah lama hilang bernama Kwon Yuri, atau si aktris baru mantan manager Kwon Yuri, Kim Jisoo.” Bertepatan dengan saat itu, Jisoo meninggalkan Yuri yang mematung di tempat.

Yuri masih tidak mengerti, mengapa gadis yang selama ini ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri berbuat sedemikian. Berubah menjadi angkuh dan ingin membalas dendam. Hatinya saat ini tertohok oleh sebuah belati kecil yang ujungnya sangat runcing. Kim Jisoo, gadis itu benar-benar berubah.

Tanpa Yuri sadari, sedarai tadi terdapat seseorang yang mengamati dirinya dengan Kim Jisoo dari kejauhan. Tepat di samping lift. Pemuda jakung bersurai hitam yang terkenal karena ketampanan dan tatapannya.

Eoh, apa yang kau lihat?”

Chanyeol menoleh ketika Minseok telah berada di sampingnya. Selagi menunggu Minseok, Chanyeol mendapati pemandangan dua aktris cantik yang tengah beragumen entah tentang apa. Perkaranya, Chanyeol tertarik untuk mendengar percakapan diantara keduanya. Namun, seperti yang diketahui, Chanyeol tidak bisa mendengar percakapan mereka dengan baik. Jarak yang cukup jauh, serta kedua orang itu berbicara dalam nada rendah. Hampir seperti gumaman.

“Tidak hyung, kenapa kau lama sekali? Ayo cepat!”

Minseok menggerutu, “Sepertinya aktor sepertimu tidak bisa menunggu meski hanya lima menit saja.”

“Aku tidak tahu mengenai hal itu, tapi belakangan ini memang ada aktris bernama Kim Jisoo. Baru genap satu tahun dia berkarir. Aku juga tidak tahu bahwa dia adalah mantan manager-mu. Tapi kenapa reaksinya seperti itu?” Yuri memejamkan mata. Di sampingnya, Kim Taehyung bertanya cukup antusias. Setelah mendengar cerita Yuri, ia yakin gadis di sampingnya itu membutuhkan teman untuk berbicara.

“Dia ingin membalas dendam.” Balas Yuri masih dengan mata terpejam. Taehyung menatap gadis itu bingung.

“Mengapa? Apa yang harus ia balas dendamkan?”

Yuri membuka kelopak matanya kembali, gadis itu mengamati jalanan Seoul yang sangat ramai di malam hari. “Karena kepergianku dua tahun lalu, dia selalu menjadi incaran paparazzi dan kau tahu? Dia tidak suka menjadi pusat perhatian,”

“Tapi sekarang, justru dia senang menjadi pusat perhatian.” Tukas Taehyung.

“Oleh karena itu dia ingin membalas dendam. Dia ingin menunjukkan siapa yang pantas menjadi pusat perhatian. Aku… atau dia….”

Keduanya hening sesaat. Hanya suara keramaian malam yang memecah keheningan mereka.

“Lalu, apa yang ingin kau lakukan?” tanya Taehyung membuat pikiran Yuri berhenti.

Yuri mengendikkan bahu pasrah, “Entahlah, menyerah?”

Eyy, sejak kapan seorang Kwon Yuri yang kukenal menyerah seperti ini? Ingat Yuri, kau tidak akan berhasil jika kau tidak mencobanya. Setidaknya, tunjukkan kepada Kim Jisoo bahwa kau merupakan aktris yang tidak patut diragukan kehebatannya dalam ber-akting. Dan tunjukkan bahwa kau tidak berniat untuk memojokkannya pada saat itu,”

Sejak kapan seorang Kim Taehyung menjadi bijak, merupakan sebuah pertanyaan yang terbesit di pikiran Yuri saat ini. Yuri pikir, sosok Kim Taehyung hanyalah sosok pemuda tampan yang kehidupannya penuh dengan lelucon. Namun untuk kali ini, persepsi tersebut berubah hanya karena kalimat penyemangat yang keluar dari mulut pemuda itu.

Yuri tersenyum simpul, ia tidak pernah salah pilih. Memang hal terbaik untuk mengatasi sesuatu adalah berkonsultasi dengan seorang Kim Taehyung. Tidak salah jika pemuda itu memiliki banyak penggemar. Aktingnya benar-benar menggetarkan, serta pribadinya yang sangat mengesankan membuat setiap orang akan menyukainya.

Begitu juga dengan seorang Kwon Yuri. “Terima kasih, Kim Taehyung.”

“Aku mempunyai masalah dengan penata rias Jo, apa tidak ada penata rias lainnya?” Chanyeol menggerutu di balik lembaran koran yang ia baca. Minseok mengendikkan bahunya. Masih setia dengan gadget serta mengenakan kacamata minus.

Di sekeliling keduanya, terlihat beberapa kru dan pemeran lain sibuk merapikan diri mereka beserta barang-barang yang akan digunakan. Chanyeol baru saja datang dan memilih untuk menunggu penata rias lainnya. Ia memiliki masalah dengan penata rias yang baru. Kabarnya, penata rias yang baru itu membuat aktor Kim Youngkwang nampak jelek dengan riasan yang terlalu tebal. Demi Neptunus, Chanyeol tidak ingin nampak seperti badut.

Ah, ada penata rias Soo di sana. Kau bisa ke sana sekarang, kau akan mengambil adegan tidak lama lagi Park Chanyeol.” Ujar Minseok menginterupsi Chanyeol. Chanyeol mengangguk malas dan beranjak ke arah yang Minseok maksud.

Penata rias Soo mulai memberi riasan tipis ke wajah tampan Chanyeol. Chanyeol hanya diam dan bermain ponsel. Kemudian, sebuah suara membuat dirinya tertarik untuk melihat. Karena penata rias Soo sedang serius –dan dari ekspresi wajahnya dapat dikatakan jika penata rias Soo tidak cukup ramah, lantas Chanyeol melihat pemilik suara tersebut dari pantulan cermin yang berada di hadapannya.

“Sudah kukatakan aku tidak ingin menggunakan ini, kenapa kalian tidak mengerti? Cepat carikan aku pakaian yang lebih setara dengan penampilanku. Di mana penata riasku? Dia ke toilet atau kabur? Kenapa lama sekali. Jungyeon, cepat cari penata riasku dan katakan bahwa aku tidak akan membelikannya makan malam.”

“Ba-Baik eonnie,

Chanyeol menautkan kedua alisnya. Jadi ini sosok Kim Jisoo yang saat ini namanya semakin melambung? Kim Jisoo yang terlihat ramah dan anggun di depan kamera berubah menjadi seperti ini dalam sekejap? Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan Jisoo dalam ber-akting memang bagus.

Saat itu juga, seseorang baru saja datang dengan manager baru. Gadis bersurai coklat yang akan menjadi lawan mainnya. Mengingat kejadian kemarin, Chanyeol teringat akan raut wajah gadis itu. Terlihat menyimpan banyak kesedihan dan rasanya membutuhkan sebuah pencerahan.

Semalam, Chanyeol mengetahui relasi apa yang seorang Kwon Yuri ciptakan dengan Kim Jisoo. Kim Jisoo merupakan mantan manager Yuri. Jadi, pemikiran Chanyeol mengenai seorang Kwon Yuri yang menyukai sesama jenis itu jelas bukan. Yuri masih normal. Menyukain lawan jenis tentunya.

Terlihat, Yuri memperintahkan manager-nya untuk memanggil penata rias. Kemudian, Yuri menunggu seraya menyibukkan diri dengan ponsel. Chanyeol rasa, ia terlalu larut dalam pengamatannya mengenai kedua aktris yang saing berelasi tersebut hingga ia lupa mengenai riasannya. Penata rias Soo berhasil memberi riasan tipis yang nantinya menambah ketampanan seorang Park Chanyeol.

Park Chanyeol-pun beranjak lalu kembali ke tempatnya. Di mana ia bersama dengan Minseok dan menunggu syuting dimulai.

“Aku pernah mencintaimu, tapi dulu… Hmmm, apa aku harus mengatakan ini kepada Park Chanyeol yang menyebalkan itu?” gerutu Yuri di sela-sela pembacaan naskah. Ia mengamati naskah miliknya dengan cepat. Menjadi lawan main seorang Park Chanyeol.

Oh Tuhan, mengapa ada…” Yuri menutup mulutnya terkejut, “…adegan berciuman?”

Rasanya Yuri ingin mati. Baru saja melaksanakan beberapa adegan, rasanya Yuri membenci Park Chanyeol dan seorang yang menyetujui pembuatan drama ini. Juga webtoon yang berhasil menginspirasi sutradara Kim.

“Adegan berciuman rasanya wajar saja, kau pasti pernah melakukannya bukan?” Yuri menoleh ke arah manager barunya –Baekhyun.

“Kau ingin mati eoh? Kau belum genap satu hari bersamaku dan sekarang berusaha menyulut emosiku, hebat nak! Tidak kusangka aku akan memiliki manager sepertimu.” Yuri menggerutu kesal. Frustasi tentu saja. Dari sekian banyaknya orang yang bersedia menjadi manager, mengapa Yoon Jeonghan harus memberinya manager banyak tingkah yang menyebalkan sejenis Byun Baekhyun? Yuri ingin, sosok Yoon Jeonghan melebur seketika. Saat itulah hidupnya akan berjalan dengan semestinya.

Byun Baekhyun tersenyum mendengar perkataan Yuri, “Kau tahu Yuri? Sebenarnya aku ini penggemar beratmu, oleh karena itu aku bersedia menjadi manager-mu.”

Yuri menatap Baekhyun aneh. Sebuah tatapan yang tidak bisa diartikan. Kemudian ia melayangkan sebuah jitakan ke kening pemuda itu. “Ya, teruslah berkata seperti itu sampai kau mau.” Baekhyun mengerucut kesal.

“Sayangnya, sekarang aku lebih menggemari sosok Kim Jisoo.” Bahu Yuri merosot pelan. Nama gadis itu terdengar lagi. Saat itu juga Yuri menilik ke arah Jisoo yang bersama dengan manager-nya. Jisoo pun sama dengan dirinya, sedang membaca naskah selagi adegan pemeran lain berlangsung.

Merasa tidak mendapatkan reaksi apapun, Baekhyun menatap Yuri lekat. “Kau tidak marah?”

“Marah karena apa?” Yuri meliukkan alisnya.

“Karena aku menggemari aktris lain daripada dirimu,” ucap Baekhyun polos. Yuri terkekeh pelan, kemudian menggeleng.

“Apa hak-ku untuk marah? Masalah menggemari orang lain, itu bukan urusanku. Sekalipun kau manager-ku, aku tidak akan melarangmu untuk menggemari orang lain. Tenang saja, aku tidak akan mengekang hidupmu untuk terobsesi padaku. Hubunganmu denganku hanya sebatas manager dan artis. Tidak lebih,” Baekhyun ternganga. Perkataan Yuri, menunjukkan bahwa gadis itu tidak ingin menjadi seorang aktris dengan cara yang kotor.

Baekhyun tersenyum, pilihan pemuda itu memang benar.

“Nampaknya menjadi manager-mu merupakan pilihan yang benar. Akan ku jamin, kau akan senang sekali bersama denganku di setiap kegiatan. Tenang saja, aku manager yang pengertian.”

Yuri mencibir pelan. “Ya ya ya, teruskan saja delusimu itu.”

Yuri melangkah dengan cepat ke arah lift. Ia tidak peduli dengan kehadiran Byun Baekhyun yang mengejarnya. Setelah ini, ia harus menghadiri sebuah pertemuan mengenai tawaran iklan. Terdapat beberapa perusahaan yang mengetahui kehadiran seorang Kwon Yuri di Seoul. Dengan senang hati, tiga perusahaan menawarkan beberapa iklan.

Kwon Yuri tidak mungkin menolaknya, ia harus berusaha sebaik mungkin. Dan ada satu yang saat ini mengganggu pikirannya. “Aku lupa!” Yuri memukul keningnya pelan.

“Lupa apa?” Yuri menatap Byun Baekhyun sinis.

“Sebaiknya ku telepon saja dia,” ujar Yuri seraya mengeluarkan ponselnya.

Baekhyun menatap Yuri bingung, “Tunggu, siapa yang ingin kau telepon?”

“Bukan urusanmu.” Tukas Yuri kesal. Ia benar-benar kesal bersama dengan seorang Byun Baekhyun. Baginya, Baekhyun laksana virus berbahaya. Semakin dekat atau semakin sering bersamanya, bisa saja pikiran Yuri terganggu atau semacamnya.

“Taehyung? Kau di mana?”

Baekhyun membulatkan matanya kala mendengar Yuri menyebutkan nama Taehyung. Yuri terus berbicara kepada Taehyung di telepon. Sedangkan Baekhyun senantiasa bertanya-tanya. Setelah Yuri memutuskan sambungan telepon dengan bibir mengerucut, Baekhyun mulai bertanya.

“Tunggu, Taehyung? Kim Taehyung si aktor itu?” Yuri menatap Baekhyun sarkastik.

“Pikir saja sendiri. Sekarang adalah, bagaimana aku bisa pergi ke lokasi selanjutnya jika Taehyung tidak menjemputku.” Gumam Yuri sambil mengedar pandang cemas.

Baekhyun memiringkan kepalanya sekitar lima belas derajat, “Jadi, orang yang mengantarmu ke sini tadi itu, Kim Taehyung?”

“Kau pikir siapa yang akan mengantarku huh?

Baekhyun menggaruk kepalanya, “Kim Taehyung?” gumamnya.

“Kau bisa ikut denganku, bila kau bersedia.”

Yuri menoleh ke arah samping kirinya. Pemuda jakung yang mengenakan jas kelabu. Tidak lupa dengan kacamata hitam serta menenggelamkan tangan di saku celana. Yuri membulatkan kedua matanya, begitu juga dengan Byun Baekhyun.

Oh? Park Chanyeol?”

Chanyeol menoleh ke arahnya seraya melepas kacamata. “Hmm, ikutlah. Aku tidak memaksa, tapi kau akan menjadi rekanku juga saat iklan. Aku benci mengatakan ini, tapi… Aku akan mati di tangan kepala agensiku jika tidak membawamu turut serta. Kabarnya akan ada ancaman yang cukup serius bagi karir-ku.”

Yuri sepenuhnya tidak memahami apa yang seorang Park Chanyeol katakan. Hanya saja ia masih tidak percaya. Seorang Park Chanyeol yang sangat dibencinya menawarkan bantuan? Sebuah tumpangan yang membawanya ke lokasi berikutnya. Dan satu hal lagi. Park Chanyeol akan bersama dengannya lagi dalam sebuah iklan.

“Tapi, manager-ku harus ikut.” Ujar Yuri menunjuk Baekhyun. Chanyeol mengembuskan napas kemudian mengangguk.

“Biarkan saja dia ikut, asalkan dia tidak mengacau.” Baekhyun mengumpat kesal sesaat setelah Chanyeol berlalu terlebih dahulu. Yuri menatap Chanyeol bingung. Kemudian, gadis itu menoleh ke arah Baekhyun sinis, “Rasanya setiap orang bisa merasakan aura mengganggumu itu, Byun Baekhyun.”

“Ya, terima kasih Kwon Yuri. Nampaknya untuk saat ini aku akan mulai membenci aktor tinggi itu. Aish, kenapa dia tinggi sekali? Apa yang dia makan setiap hari, apa bisa aku bertanya padanya?”

Dan Baekhyun mengekor dengan segala macam rutukan yang terlontar dengan sendirinya.

Chanyeol memejamkan matanya sembari bersidekap. Di sampingnya seorang Kwon Yuri, dan di kuris penumpang paling belakang, terdapat seorang Byun Baekhyun yang menatap keduanya dengan tajam. Chanyeol akui, ia cukup terganggu. Begitu juga dengan Yuri yang memilih untuk berbalas pesan dengan Kim Taehyung.

Hening. Selama perjalanan, tidak ada yang memulai percakapan. Mereka memilih untuk mengesampingkan diri dalam berbicara alih-alih bertegur sapa dan bertanya. Kemudian, seseorang membuat kenyataan tersebut goyah.

“Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan Kim Jisoo, tapi kalian terlihat tidak baik.” Yuri melirik Park Chanyeol dari sudut matanya. Seorang Park Chanyeol berkata sedemikian di hadapan Yuri dan dua orang manager. Entah mengapa pula, rasa ingin tahu Chanyeol kian membuncah saat itu juga.

“Urus saja urusanmu sendiri tuan Park,” ujar Yuri lalu menilik ke arah ponselnya lagi. Chanyeol memutar bola matanya kesal. Ia membutuhkan jawaban. Segala hal yang berkaitan dengan Kim Jisoo layaknya dipertanyaakan.

“Aku hanya bertanya, apa itu tidak boleh?”

Yuri mencibir, “Lalu apa hak-mu untuk menanyakannya?! Ahjussi, tolong berhenti. Dan terima kasih untuk tum‒”

Sebelum Yuri beranjak, Chanyeol mencengkram pergelangan tangan gadis itu erat. Yuri membulatkan kedua matanya. Sesuatu berdesir tatkala tangan kekar seorang Park Chanyeol mencengkram tangannya. Rasanya seperti mimpi. Atau bahkan tersengat listrik. Yuri tidak mampu berkata apapun. Ia menatap tangan kirinya. Cengkraman Chanyeol terasa begitu erat. Maka ia memilih untuk diam dan larut dalam imajinasinya sendiri.

“Karena aku menyukainya,”

“Apa?”

Saat itu juga Yuri kembali duduk dan cengkraman Park Chanyeol terlepas. Chanyeol terlihat bingung. Baru kali ini Yuri melihat seorang Park Chanyeol bertingkah bingung di hadapannya. Tidak seperti biasanya ketika Chanyeol berada di luar dan di depan kamera. Segalanya terasa berbeda.

“Aku menyukai Kim Jisoo, oleh karena itu aku bertanya padamu.”

Yuri masih tidak mengerti. Pikirannya kosong. Demi Tuhan, Yuri ingin pergi dari Seoul untuk yang kedua kalinya. Jika pada akhirnya akan begini, lebih baik ia tidak kembali ke tempat ini. “K-Kau… Serius?” pasti Yuri yang pada akhirnya tersadar.

Chanyeol mengangguk kikuk, “Percayalah! Aku tidak pernah seserius ini jika menyangkut perempuan, tanyakan saja pada Minseok hyung.” Yuri melirik ke arah Minseok untuk memastikan. Minseok-pun mengangguk mengiyakana demi kebaikan Park Chanyeol.

“Kenapa?”

Chanyeol justru berbalik bertanya, “Huh?”

“Kenapa kau menyukai Kim Jisoo? Maksudku, seingatku bukankah tipe gadis idamanmu itu Bae Irene?” Chanyeol meringis pelan ketika Yuri mengingatkannya tentang hal itu.

“Itu dulu, aku hanya menganggapnya sebagai tipe, bukan gadis yang ingin kukencani atau kunikahi. Untuk saat ini, aku menyukai Kim Jisoo. Tidak ada yang tahu mengenai perasaanku ini. Hanya kalian, yang berada di mobil ini saja yang mengetahuinya. Kuharap kalian bisa mengerti dan bisa menjaga rahasia ini dengan baik. Lalu, untuk masalah kenapa aku menyukainya… Maaf, untuk hal yang satu itu aku tidak bisa mengatakannya. Intinya untuk saat ini aku menyukainya. Aku benar-benar menyukai seorang Kim Jisoo.” Yuri melihat adanya siratan ketulusan yang berada dalam netra pemuda itu.

Park Chanyeol. Pemuda yang angkuh dan culas itu mengakui dirinya menyukai seorang Kim Jisoo. Tentu hal tersebut membuat siapapun akan terkejut dan ingin melemparkan jutaan pertanyaan kepada seorang Park Chanyeol.

“Dan kenapa kau memberitahu perasaanmu itu kepadaku? Kau tahu aku sangat membencimu ‘kan?” saat ini Yuri mampu mencerna maksud dari perkataan seorang Park Chanyeol sebelumnya. Chanyeol terlihat bingung. Bahkan hingga ia menggaruk tengkuknya beberapa kali untuk mencari alasan.

“Kupikir kau teman yang baik, aku memberitahumu karena naluri-ku mengatakannya.” Chanyeol membalasa pada akhirnya.

“Tapi kau tidak memberitahuku alasan yang sebenarnya mengenai rasa sukamu itu kepada Kim Jisoo, apa naluri-mu itu benar-benar mengatakan yang sebenarnya?” cibir Yuri. Entah mengapa, setiap Park Chanyeol berbicara, rasanya Yuri ingin menyumpal mulut pemuda dengan sesuatu. Ia merasa tidak menyukai setiap hal yang dikatakan oleh seorang Park Chanyeol. Dalam keadaan apapun.

“Baiklah, aku mengaku. Sifatnya sama seperti teman masa kecilku. Dan selama ini, aku mencari keberadaannya. Dari semua gadis yang kukenal, aku hanya menemukan sosok Kim Jisoo yang memiliki sifat sama seperti teman masa kecilku. Sekarang, bisa kau jelaskan, apa hubunganmu yang sebenarnya dengan Kim Jisoo? Aku membaca dari artikel, Jisoo merupakan mantan manager-mu apakah itu benar?” Chanyeol bersikukuh pada pendiriannya. Ia ingin mengetahui relasi yang sebenarnya di antara Yuri dan Jisoo. Yuri merasa, dunianya akan hancur saat ini juga.

“Jikau kau sudah mengetahuinya, lantas mengapa bertanya? Membuang waktuku saja,” Yuri mengambil tasnya dan bergegas keluar dari mobil. Tidak terasa, kini mereka tiba di tujuan. Baekhyun yang sedari tadi mendengarkan, kini mulai memikirkan segala delusi aneh mengenai seorang Park Chanyeol.

Chanyeol kembali bersikap seperti biasa. Bersikap seolah ia yang tertampan di dunia dan tentu saja diiringi setengah dari keangkuhannya. Untuk membuat suasana kembali nyaman, Yuri dan Baekhyun memasuki gedung terlebih dahulu. Kemudian, disusul oleh Chanyeol dan Minseok. Tidak dapat dipungkiri jika Minseok kali ini lebih tertarik memandang sosok Park Chanyeol. Mendengar pengakuan Park Chanyeol, Minseok mulai bertanya-tanya dalam hati.

“Park Chanyeol menyukai Kim Jisoo…”

Dibalik kacamata hitamnya, iris kecoklatan Yuri menyiratkan sebuah kekhawatiran. Namun, ia tidak mengerti. Mengapa ia harus sekhawatir ini dalam menanggapi perkataan Park Chanyeol. Rasanya semua berjalan tidak sesuai rencana. Serta, ada sesuatu yang tertinggal dalam pikirannya. Dalam otak kecilnya. Dalam memori masa lalunya, ada sesuatu yang tertinggal.

Kala itu, deburan ombak menyerang dirinya seorang diri. Berumur sepuluh tahun dan ia berada di pantai sendiri. Sore yang mencekam bagi Yuri kecil. Saat itu pula ia bertemu dengan pemuda kurus berambut keriting dengan kepiting di tangan kanannya.

‘Hai, namaku‒’

Yuri menghentikkan langkahnya terkejut. Ia menyadarinya. Benar-benar sadar akan apa yang tertinggal dalam memori masa lalunya. “…Park Chanyeol…”

TBC

Mohon komennya semuanya,
Oia, ada yang ulang tahun bulan ini juga nggak? Sama kayak aku,
Nanti aku kasih gift berupa ff kalo mau :3

Firda pergi dulu ya,

Bye~©Firda©

14 thoughts on “다이너마이트 (Chapter 4)

  1. Owh gitu ceritanya..udah mulai ngerti. Kkeekeke..
    Chanyeol beranggapan jisoo mirip dengan teman masa kecilnya..dan yuri udah mulai ingat teman masa kecil dia adalah park chanyeol.
    Dan satu lagi yang masih mengganjal dan bikin marahh, kenapa mesti TBC?????

    Liked by 1 person

  2. Kim Jo Soo berubah banget. Beda pas masih jasi managernya Yuri. Makan apa tuh anak…
    Aku benci Ji Soo disini…
    Tuhkan sj yuri temannya si Chan Yeol. Si Chan yeol punya firasat salah nih…

    Liked by 1 person

  3. Jadi Chanyeol oppa kira Jisoo eonni yg teman masa lalunya??
    Padahal seharusnya yuleon??
    Karena Chanyeol oppa bilang gt makanya yuleon jadi inget??
    Apakah Yuleon bakal bilang itu dirinya ato enggak ya??
    Penasaran gimana nanti akhirnya mereka saling suka terus pacaran.. heheheheehe..

    Liked by 1 person

  4. Yayy!! ff ChanYul ^^
    Aaaaa… Suka bgt sm ceritanya.
    Ya ampun. Itu serius CY suka sm Jisoo??? Kirain waktu Chanyeol bilang “karena aku menyukainya” itu untuk Yuleon. Ya maksudnya Chanyeol itu suka sm Yuleon, tapi ternyata……….. 😦
    Ditunggu bgt klnjtnnya…
    Oiya aku juga nungguin bgt klnjtn ff KyuRi yg ‘Numb’ itu chingu hehehe…

    Liked by 1 person

  5. Aish jinjja nggak nyangka si jisoo bakal jdi arogant gini ke yul,chanyeol jga malah suka ke jisoo lgi,.trnyata pasti yuleon yng ada di masa lalunya chanyeol bahkan yuleon sekarang udh inget next eonni

    Liked by 1 person

  6. Jadi temen kecil cy itu yul/jisoo?😂yul sama cy kan beda 2taun kan dicerita ini? Tapi cy bilang temen kecil yg usianya sama kaya dia 11taun 😂duh pusing jadinya😂biarlah mengalir~~~😂 ditunggu nextnyaaaaaaa

    Liked by 1 person

  7. Chanyeol salah paham nih . Dikira jiso tan masa kecilnya . Dan bertepatan yuri tau klo chanyeol teman masa kecilnya .
    Nah kan . Ketahuan si jiso jadi gitu orangnya . Masa orang kaya jiso disukai sam Chanyeol sih??

    Like

  8. oh okey Jisoo seperti yang kuduga dia penting disini,,,dan ternyata Yuri temen masa kecil Chanyeol..tapi Chanyeol nya suka sama Jisoo yak hemmm
    oya aku ngakak dah pas bagian cy mikir yuri penyuka sesama jenis wkwkwk
    keren deh pokonya izin lanjut….

    Liked by 1 person

Leave a comment