I Just Wanna Make You Love Me (Chapter 1)

i-just-wanna-make-you-love-me

Dear,
Kwon Yuri , Oh Sehun , Kim Jongin

Cover,
Carissa Art @ High School Graphics

Story,
pure mine

Chapter 1

HAPPY READING

“Aku bersungguh-sungguh,”

Deru angin siang ini bisa saja menerbangkan seluruh kantung kertas yang Yuri bawa dari mall. Dikarenakan jalur yang berbeda, gadis itu harus berpisah dengan Yoona. Terpaksa pula, ia harus menunggu di halte bus. Sesungguhnya, ia tidak suka menunggu. Menunggu itu melelahkan, meski kita bisa saja duduk dan berjalan ke sembarang arah. Tetap saja, melelahkan. Ini bukan waktu yang tepat baginya untuk mengeluh. Ia harus bergegas pulang, angin siang hari ini cukup mengerikan.

Yuri mencari sesuatu dalam tas kecilnya. “Eh? Di mana aku meletakkannya? Sepertinya aku sudah menyimpannya di tas, eoh! Di mana ponselku?”

“Kau mencari ini?”

Yuri mendogakkan kepalanya, ia mendapati keberadaan seorang pemuda yang mengulurkan ponsel miliknya. “Ah! Ponselku!” Yuri mengambil ponselnya tanpa melihat ke arah wajah pemuda tersebut. “Terima ka‒sih…” Yuri mengedar pandang bingung. Pemuda yang baru saja berada di hadapannya menghilang begitu saja.

“Di mana? Orang itu?”

­-

Yuri mendudukkan diri cukup kesal. Hari ini, pengumuman nilai ulangan harian matematika. Ia yakin bahwa telah mempersiapkan dengan baik. Namun, yang Yuri dapatkan justru kepahitan. Nilai ulangan hariannya berada di bawah rata-rata. Harus mengulanginya lagi, sepulang sekolah nanti. Itu berarti, ia tidak bisa melihat pertandingan basket setelahnya.

“Kenapa? Murung sekali?”

Yuri menatap Yoona tajam, di saat seperti ini sahabatnya itu tidak mengerti situasi. “Sepertinya kau tahu,”

Yoona meringis pelan, “Iya iya, jadi kau tidak bisa mengikuti latihan basket ya? Sayang sekali, sekolah kita akan kedatangan tim sekolah lain.” Yuri menidurkan kepalanya lemas. Di saat yang baik, justru ia tidak beruntung. Seharusnya ia melihat pertandingan basket sepulang sekolah. Ia tidak bisa karena harus melakukan ulangan kembali.

Mengerjakan dengan cepat? Yuri tidak mungkin melakukannya, ia tidak seperti Hani yang pandai serta Jiyeon yang ahli dalam mencari jawaban. Yuri tidak mungkin melakukan ulangan kembali selama lima belas menit.

Ahh, aku harus melihat Jongin. Kenapa aku harus melakukan ulangan harian lagi? Sepertinya hari ini aku tidak benar-benar tidak beruntung sama sekali,” Yuri menenggalamkan kepalanya pada lipatan tangannya yang berada di atas meja. Yoona menggeleng mendapati tingkah sahabatnya yang mengesalkan.

“Kau benar-benar menyukai Jongin, eoh?” Yuri melayangkan tatapan tajamnya ke arah Yoona. Yuri tahu bahwa Yoona mengetahui yang sebenarnya, lantas untuk apa gadis cantik itu bertanya lagi?

Yuri mendegus, “Sepertinya kau tahu,”

Persetan dengan ulangan kembali yang Yuri kerjakan saat ini. Hanya waktu lima belas menit ia menyelesaikannya, Yuri bergegas ke lapangan basket yang berada di luar ruangan. Tidak masalah bila ia harus mengerjakan lagi esok. Yang paling penting, ia harus melihat pertandingan basket kecil-kecilan dari ekstrakuliler basket hari ini.

Lapangan langsung dipadati oleh banyak orang begitu bel pulang sekolah berbunyi. Yuri menggerutu dikarenakan tidak ada celah yang mampu ditempatinya. Bila begini, ia harus mencari bagian lain dari sisi lapangan. Tetapi, rasanya itu tidak mungkin.

Lapangan basket kali ini benar-benar dipadati. Sekalipun para pemain belum tiba. Berada di ambang keputus-asaan, Yuri mendapati sosok Im Yoona yang bergurau bersama dengan teman-temannya dan emm‒kekasihnya.

“Yoona!”

Gadis cantik menoleh, “Eoh, Yuri? Kau sudah selesai mengerjakannya?” Yuri ingin menyumpali mulut Yoona pada detik ini juga. Di hadapan kekasih Yoona dan teman-temannya, Yoona dengan santainya berujar. Tidak tahukah jika itu membuat Yuri malu? Yoona tersenyum kikuk setelah menyadari tatapan Yuri. “Maaf, sepertinya kata-kataku tadi memalukan benar?”

Yuri beralih pandang cukup malas. Inginnya mengacuhkan Yoona dan bersikap dingin, namun gagal. Digagalkan karena suatu hal. Kim Jongin berada teat di hadapannya. Kim Jongin, saudara Kim Joonmyeon‒kakasih Yoona. Yuri membulatkan kedua matanya. Yang berada di hadapannya saat ini memang seorang Kim Jongin.

Jongin yang sebelumnya menatap ke arah Joonmyeon dan Yoona, menoleh ke arahnya. Sepertinya pemuda itu sadar akan tatapan yang Yuri berikan. Jongin tersenyum manis. Yuri salah tingkah sendiri. Gadis itu berpura-pura tersenyum kikuk ke arah Yoona. Terlihat bahwa Yoona sedang menahan tawa. Sepertinya Yoona telah merencanakan semua ini.

“Kau, Kwon Yuri?”

Yuri menoleh. Gadis itu cukup bingung untuk menjawabnya. Yuri tidak percaya jika Kim Jongin benar-benar menyebutkan namanya. Kwon Yuri tidak seterkenal Yoona. Memang keduanya bersahabat. Namun keduanya jarang bersama ketika berada di sekolah. Yoona yang pandai bergaul selalu menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Sementara Yuri yang memiliki satu atau dua teman, ia menghabiskan waktunya untuk tidur.

Bila ada satu atau dua orang yang mengenalnya itu cukup masuk akal. Tetapi kali ini, Kim Jongin menyebut namanya dengan sangat jelas. Yuri berpikir bahwa ia sedang bermimpi. Jangan bangunkan aku, Tuhan.

“I-Iya, itu aku.”

Jongin mengangguk, “Aku pernah melihatmu, tapi aku tidak tahu namamu.”

Yuri berjengit, “Lalu…”

“Aku bertanya kepada Yoona, dia mengatakan bahwa kau sahabatnya sejak kecil.” Jongin melanjutkan. Yuri mengangguk, mencoba tersenyum. Namun yang tercipta senyum kikuk yang benar-benar aneh. Canggung. Kata yang tepat bagi keduanya untuk saat ini.

“Bu-Bukankah kau akan bertanding? Kenapa di sini?”

Jongin sedikit mencondongkan tubuhnya. Jantung Yuri berdegup dua kali lebih cepat. “Jangan katakan kepada siapapun, pertandingannya akan berlangsung pukul empat sore nanti.” Yuri terperangah, kesal.

Bila tahu pertandingannya akan diundur, seharusnya ia bisa mengerjakan ulangan kembali. Ia menyesal karena telah mengerjakannya selama lima belas menit saja. Sekarang pukul dua, masih tersisa dua jam lagi.

“Lalu, apa kalian akan tetap menunggu di sini?” tanya Yuri kepada ketiga orang yang berada di dekatnya. Yoona menimbang, menunggu di sekolah hingga dua jam pasti membosankan.

“Bagaimana jika kita makan di restoran kecil yang berada di persimpangan? Kudengar makanan di sana sangat lezat dan harganya cukup murah.” Joonmyeon mengusulkan. Yuri bertanya-tanya dalam hati. Kim Joonmyeon lahir dari keluarga terpandang, mengapa ia tidak pergi ke restorannya sendiri seperti biasanya? Ada banyak restoran yang dikelola oleh keluarga Kim. Jangan lupakan pula saham keluarga Joonmyeon yang berada di mana-mana.

“Tentu saja, kami akan pergi bersamamu Yuri. Kenapa wajahmu murung sekali? Tidak punya uang eoh?” Yuri terkejut mendengar perkataan Yoona. Memang, mendengar sesuatu yang terasa memalukan dari mulut Im Yoona merupakan hal biasa. Namun, lagi-lagi Yoona tidak memandang situasi.

Ya! Aku mempunyai uang Im Yoona, lihat saja dompetku!” Dengan kesal Yuri berusaha mengeluarkan dompetnya dari dalam tas.

“Iya iya aku tahu, maaf. Kenapa cepat sekali marah, sudahlah bagaimana jika kita pergi sekarang?” ajakan Yoona menerima anggukan dari Kim Joonmyeon dan Kim Jongin. Satu hal yang mengganggu Yuri. Kim Jongin ikut? Itu artinya, Yuri memiliki banyak kesempatan agar dapat bersama dengan Jongin serta menatap wajah tampannya dari dekat.

“Perlu ya? Kalian membicarakanku di saat aku berada tepat di depan kalian?” Yoona dan Joonmyeon terkekeh, lalu melanjutkan adegan suap-menyuap yang bisa dilakukan oleh sepasang kekasih. Sialnya, di sini ia duduk bersama dengan Jongin dan menjadi saksi kemesraan mereka. Betapa sialnya Yuri hari ini.

“Kalian tahu? Sebentar lagi, akan diadakan lomba menari antar kelas. Lalu, sekolah akan memilih dua orang untuk perwakilan lomba antar sekolah. Kau tertarik untuk mendaftar Jongin?” Yuri menghentikkan kunyahannya. Joonmyeon menawarkan Jongin untuk mengikuti lomba menari? Secara tidak langsung, Kim Joonmyeon mengatakan bahwa Kim Jongin memiliki bakat menari.

“Jongin, bisa menari?” sejalan dengan pemikiran Yuri, Yoona bertanya terlebih dahulu.

Joonmyeon mengangguk antusias, “Dia hebat dalam menari Yoong, jangan sekali-sekali kau meragukan kemampuannya.”

Yoona mengangguk. Yuri memilih untuk diam seraya menguyah kembali makanannya. Sesekali melirik ke arah Jongin yang tersenyum simpul di sampingnya. Sebenarnya, sedari tadi Yuri sibuk mengatur detak jantungnya. Duduk di samping Kim Jongin merupakan sebuah mimpi. Pernah ia memikirkannya, kemudian ia ragu dan menghapus pemikiran tersebut. Tidak di sangka, justru menjadi kenyataan.

“Berbicara masalah menari, aku mempunyai sahabat yang pandai menari juga. Bahkan ia seringkali mendatangi klub street dance yang berada di persimpangan taman kota. Dia penari yang hebat, kalian akan terpesona dengan tariannya. Aku menjaminnya,”

Yuri menghentikan kegiatannya. Lagi-lagi, Yoona berhasil membuatnya kesal. Ia menatap Yoona, gadis itu melayangkan senyum aneh kepadanya. Dari sudut matanya, ia mendapati tatapan tidak percaya dari Kim Joonmyeon dan Kim Jongin.

“K-Kau, bisa menari?” kali ini Jongin menyua.

Yuri meletakkan sumpitnya. Ia meringis, mencari alasan yang tepat. “Ti-Tidak juga, aku hanya sering melakukannya. Tidak sepandai dirimu‒mungkin,”

Hening. Tidak ada yang menyahuti perkataannya. Maka Yuri memutuskan untuk menghabiskan makanannya. “Sebaiknya kita kembali, hampir pukul empat.” Hal tersebut berhasil membuat ketiganya bergegas.

Lapangan basket yang penuh dengan kerumunan penonton. Keadaannya masih sama seperti sebelumnya. Hanya saja, sebagian besar telah berganti pakaian. Tidak heran jika mendapati keberadaan Jiyeon dan teman-temannya yang mengenakan rok mini dan lihatlah bibir mereka, merah merekah.

Yuri tidak tahu, berapa banyak lipstik yang harus mereka gunakan agar dapat menciptakan warna seperti itu. Yang terpenting untuk saat ini, ia berhasil mendapat tempat di pinggir lapangan. Lebih baik daripada sebelumnya. Meski ia harus menahan teriakan para penggemar Kim Jongin di sekelilingnya. Sisi positifnya, dengan begini Yuri tidak masalah bila harus menyerukan nama Jongin ‘kan?

Yoona menyikut lengannya. Yoona mendapati sahabatnya yang tersenyum aneh semenjak keduanya mencari tempat yang tepat. “Kau senang?”

Huh?” Yuri tersenyum menyadarinya, “Iya, aku senang sekali Yoona. Jadi benar ini rencanamu ya? Terima kasih Yoong, kau memang sahabatku!”

“Sudahlah, jangan bertingkah aneh di sini. Lihatlah Jongin! Bukankah di seksi? Seperti yang kau pikirkan.” Sebelum Yoona memberitahunya, Yuri telah memandang sosok Kim Jongin terlebih dahulu yang melakukan pemanasan. Yuri tidak tahu, mengapa ada pemuda setampan Kim Jongin di dunia ini. Haruskah ia berterima kasih kepada Tuhan untuk yang kesekian kalianya mengenai keberadaan Jongin? Kim Jongin laksana dewa cinta baginya.

Tidak perlu menunggu lama, datanglah beberapa pemuda yang merupakan tim basket dari sekolah lain. “Lihatlah Yuri! Mereka dari sekolah Shinhwa, mereka tampan sekali!” Yuri menatap Yoona aneh.

“Ingat Im Yoona, Joonmyeon itu kekasihmu.” Yoona menghentikkan ekspetasinya. Ia menatap Yuri kesal. Di saat seperti ini, Yuri tidak mengijinkannya untuk berdelusi sendiri.

“Aku bahkan tidak pernah mengganggu delusimu Yuri,” protesnya.

Yuri berdecak, “Itu karena aku tidak mempunyai kekasih, jadi aman-aman saja bagiku untuk berdelusi.” Yoona menggerutu. Di saat Yoona sendiri, memang Yuri dapat dengan mudah membuatnya kalah telak.

Pertandingan dimulai.

Ada seseorang yang mengganggu penglihatan Yuri dalam pertandingan. Seseorang dari sekolah Shinhwa. Bersurai perak, tinggi dan… Tampan. Nomor punggung sembilanpuluh empat. Rasanya Yuri pernah melihat orang dengan ciri-ciri seperti itu. Tapi entah di mana. Surat kabar? Papan pengumuman? Internet? Tidak, sepertinya bukan dari salah satu pilihan tersebut.

Permainan Kim Jongin sukses mencuri atensi Yuri. Yuri tidak salah dalam menyukai seseorang. Kim Jongin. Sempurna. Benar-benar sempurna. “Andai saja dia menyatakan perasaannya kepadaku. Tapi itu tidak mungkin. Idola sekolah tidak mungkin menyukai gadis penyuka tidur seperti aku ini.”

Yoona mendengar perkataan Yuri, “Percaya diri saja, bisa saja dia menyukaimu.”

“Tidak,” Yuri menggeleng. “Sepertinya itu hanya berada dalam mimpiku saja,”

Pertandingan berakhir, dengan skor yang dimenangkan oleh tim lawan. Meski begitu, tuan rumah tetap mendapat pujian atas permainan basket kecil-kecilan ini. Mereka telah berusaha sebaik mungkin. Yuri menatap Yoona yang memberikan air dan tisu kepada kekasihnya. Melihat kemesraan keduanya, terkadang membuat Yuri iri. Di saat yang bersamaan pula, Yuri senang. Selama bersahabat dengan Yoona, Yuri tidak pernah melihat Yoona bertahan lama dengan para lelaki. Sebagian besar dari mereka hanya memanfaatkan kepopuleran Yoona. Bukan semata-mata karena cinta maupun kasih sayang.

Yoona bertemu dengan Joonmyeon tanpa disengaja. Bertemu di kedai kopi dan secara kebetulan mereka berbincang-bincang mengenai hal yang mereka sukai. Banyak kesamaan dalam diri keduanya, bahkan dengan kedudukan mereka dalam keluarga. Merasa yakin, Joonmyeon menyatakan perasaannya yang tulus kepada Yoona satu bulan setelah masa pendekatan. Sampai sekarang, genap delapan bulan mereka menjalin hubungan.

“Apa yang kau lihat?”

Aish mengejutkan!”

Kim Jongin berada tepat di sampingnya dengan peluh bercucuran serta senyum manisnya. “Maaf mengejutkanmu, aku hanya bertanya tentang apa yang kau lihat.”

Oh itu, aku melihat mereka.” Rahang bawahnya mengarah kepada Yoona dan Joonmyeon yang kini saling tersenyum dan berbicara manis. “Mereka, sangat manis.”

Kim Jongin menatap Yuri lamat. Tatapan Yuri kepada keduanya mengatakan yang sebenarnya. Bila diijinkan, Jongin ingin mengatakan hal yang sama. Tidak ada yang bisa menepis bahwa pasangan tersebut memang sangat manis. Tampan dan cantik. Benar-benar perpaduan yang luar biasa menarik.

Kim Jongin merangkul bahu gadis yang berada tepat di sampingnya. Yuri membeku. Tidak mengira bahwa pemuda itu akan melakukan hal seakrab ini dengannya. “Mau menemaniku? Tapi aku harus mandi terlebih dahulu, aku bau ‘kan? Tunggu aku di koridor utama ya?”

Tidak perlu menunggu balasan, pemuda itu berangsur pergi. Yuri tidak salah dalam mendengar, maka yang terjadi memang kenyataan. Ini bukan mimpi seperti yang selalu dimimpikannya. “Aku, menemani Jongin?”

Sesuai dengan perkataan Kim Jongin, Yuri menunggu di koridor utama. Nampaknya keadaan di luar tidak lagi cerah. Senja mulai menampakkan sinarnya. Pertanda bahwa penghujung hari hampir tiba. Empat puluh lima menit telah berlalu, Kim Jongin terlalu lama mandi. Bahkan ia smepat berpikir bahwa waktu mandi seorang Kim Jongin hampir sama dengannya. Hanya saja, ia akan menciptakan kegaduhan akan suaranya.

“Jadi, kau akan berkunjung kapan? Mungkin dengan kehadiranmu saat pelaksaan ekstra akan menarik banyak orang,” samar, Yuri mendengar suara Jongin dari belakang. Derap kakinya terdengar cukup dekat. Benar, pemuda itu berjalan ke arahnya. Kim Jongin berbicara dengan seseorang.

Melihat keberadaan Yuri, Jongin tersenyum dan menghampirinya. “Maaf membuatmu menunggu, aku harus mengatur jadwal ekstra.” Melihat senyuman Jongin, Yuri tidak bisa marah barangkali sedetik. Senyuman pemuda itu benar-benar menghipnotis.

“Dia kekasihmu?”

Pemuda berambut perak yang Yuri perhatikan ketika bermain basket. Dalam jarak yang cukup dekat, ternyata pemuda itu sangat tampan. Setara dengan ketampanan Kim Jongin, setidaknya seperti itu. Jongin membalas pertanyaan pemuda tersebut dengan gelengan. Yuri yang melihat jawaban Jongin sedikit kecewa. Setelah Yuri pikir kembali, memang tidak salah jika Kim Jongin mengatakan seperti itu. Memang Yuri bukan kekasih Kim Jongin.

“Syukurlah,”

Eh?” Baik Yuri maupun Jongin, keduanya menatap pemuda tersebut terkejut.

“Apa maksudmu, Sehun?” Yuri melirik Jongin. Nama pemuda bersambut perak tersebut, Sehun. Sehun menggeleng sarkastik. Kedua tangan berada pada saku celana. Tatapan tajam yang menyebalkan. Seringaian aneh yang bisa saja mengutuk setiap orang. Sekali pandang, Yuri tidak menyukai cara pemuda itu bersikap.

“Syukur saja, dia gadis yang ceroboh. Bisa-bisa ponselmu hilang juga,” selesai berujar, Sehun melenggang pergi. Mengendarai motor berkelas dan menciptakan bunyi yang memekakkan telinga.

“Apa maksudnya?” Jongin menatap Yuri seolah ingin tahu lebih rinci. Yuri berpikir. Bagaimana mungkin pemuda yang baru pertama kali bertemu dengannya langsung mengataianya seperti itu? Satu lagi, Ponsel? Seketika itu Yuri teringat.

Ah! Dia yang mengembalikan ponselku!”

TBC

Yeay, project chapter baru lagi. Setelah tamat dengan Numb dan 다이너마이트 (Dynamite)
Walaupun ada dua ff lagi yang belum kelar,
Di ff ini, akan habis dalam tiga atau empat chapter saja.
Tidak ingin lebih, karena akan menambah pemikiran mengenai alur yang susah didapat

Beri aku kometar lebih dari sepuluh, maka ff ini akan dilanjut.
Maaf maksa yak?
Iya, di sini emang banyak pengunjung baru tapi siders -_-
Maaf nyinggung, hati saya tercabik-cabik dengan yang namanya siders.

Sekian,

See you~ ©Firda©

25 thoughts on “I Just Wanna Make You Love Me (Chapter 1)

  1. Genre school ya? Dengan keceriaan ala anak sekolah. Kirain waktu sehun bilang syukurlah dia itu suka sama yuri ternya..beeehhh malah pedes bgt perkataannya.
    Kalau menurutku sih tetep ketcehh sehun. Hehe maklum g terlalu suka joongin

    Liked by 1 person

  2. Ternyata sehun yg balikin ponsel yuri ?? Wkwk pertama ketemu (buat yuri) sehun malah langsung ejek yuri 😀

    Jongin gk punya perasaan suka juga nih ke yuri ?? 😀

    Liked by 1 person

  3. Di lanjut deh, ceritax keren. Wah… Sehun suka yuri tuh, tp yuri suka jongin, jongin jg suka yuri y? trus gmn sehun? mrk sm2 ganteng. yuri hrus dbuat kembar ky’x. heee…

    Like

  4. Just love me right aha~ I just wanna make you love me. Nyambung ke love me right nih 😂
    Wah YulHunKai nihh

    Ternyata yang ngembaliin ponsel Yuri itu Sehun yah?
    Kira kira siapa yang bakal dipilih Yuri? Yuri bakal tetep suka Jongin atau beralih ke Sehun?

    Chap selanjutnya ditunggu thor

    Liked by 1 person

  5. Saingan nih??? Kai oppa sm Sehun oppa???
    Ayo dilanjut… hehehheheee..
    Maaf ya comment cm sedikit ato gmn gitu.. hehehehe..
    Ff:nya sdh bagus.. gak perlu dicomment aneh2..

    Like

  6. Wahhh akhir nya adalagi ff yuri sehun .. Aku suka bgt sama cerita nya seru dan simple .. Ahh jadi yg ngembaliin ponsel yuri itu sehun 😄Sehun kenapa keliatan dingin gtu atau jangan” sebenernya diam” sehun suka lagi sama yuri 😄 lali gimana sama kai apa dia juga suka sama yuri 😄 Wahh ditunggu next chap nya.. Jangan lama” ya uda keburu penasaran hehe😁

    Like

  7. pertama baca judulnya langsung keinget sama love me right., yg ngembaliin handphone yuri itu sehun kan? dan ternyata di akhir cerita emang bener itu sehun. ampun deh yuri, sehun emang ganteng kali dan jauh lebih ganteng dari kai -_-
    kalo diliat-liat suho sama yoona emang cocok 😁
    aku jadi ngebayangin waktu main basket itu, pasti sehun keren bgt >< kalo dari keliatannya jongin juga ada rasa, cuman entah itu rasa suka atau yg lain nggak tahu.. sehun juga mencurigakan, waktu dia ngomong syukur aku udah nebak 'pasti sehun suka ya sama yuri' tp begitu dia bilang soal ponsel itu, yah mungkin maksudnya emang sehun nggak ada rasa tapi ya kan aku nggak tau kedepannya bakal gimana, jadi ada sih kemungkinan sehun sama kai suka sama yuri.. tp ada satu hal yg aku khawatirin, semua ff yulhun yg aku baca disini sad ending. jangan" ff yg ini juga sad ending lagi.. awalnya ragu mau baca ini 'jgn" sad ending lagi', tp karna pairingnya yulhun jadinya tetep baca deh 😂 oke semangat ya buat authornya, ditunggu bgt update an ff ini.. fighting author!!

    Liked by 1 person

  8. hi eon aku readers bru slm kenal~~ ..
    ff yg prtma aku bca ini critax bgus apa lagi ttg sekolahan:D

    trnyata mksud yuri pernah liat postur” si 94 atau sehun itu yg ngembaliin hx yuleon..kekx ini bakalan jd cnta segi tiga deh hehe tp aku dukung yulhun deh

    tp apapun it d tnggu klanjutanx eon mangatsss eon

    Like

  9. Ada sehun. Aku Suka banget sama yulhun couple… moga-moga emang yulhun couple dan endingnya bahagia. Semoga aja….
    Please ya thor, happy ending dengan pairing yulhun. Makasih..

    Like

  10. Wooaa yulhun.jdinya sehun yg balikin ponselnya yuleon .apa sehun jatuh cinta pandangan pertama sma yuleon.tpi yuleon suka sma jongin apa jongin juga suka sma yuleon.bikin penasaran aja ni.lnjut ya fighting

    Liked by 1 person

  11. Eonni aku new reader disini hehe bru pertama baca ff di blog ini langsung sukaaa sama ff eonni😍 oiya eon kalo boleh saran posternya llebih diperjelas aja supaya lebih menarik tapi yang ini juga udh bagus kok😁 mangatss yaa eonni💪💓👎

    Like

    1. Eonni aku new reader disini hehe bru pertama baca ff di blog ini langsung sukaaa sama ff eonni😍 oiya eon kalo boleh saran posternya llebih diperjelas aja supaya lebih menarik tapi yang ini juga udh bagus kok😁 mangatss yaa eonni💪💓👍 (👈maaf kan aku yg sebelumnya salah tulis emot itu😞)

      Like

  12. lama nggak mmpir ke blog ini udah ktinggaln bnyak bgt ff nya,,,,,kren bgt deh euni sehun jdi pnggemarnya yul ya smpai tau kteledoran yul,,,,dtnggu nextnya euni😀

    Liked by 1 person

  13. Kyaaaa akhirnya bisa bca lagi setelah skian lma
    ini Yulhun kan? huhu akhirnya nemu Yulhun lg…awal yang keren.. dr yang Yuri nya gaj kenal sama sekali dan Sehun yang dapet kesan buruk dari Yuri.. suka bgt.. kuharap Yulhun happy ending, tapi jangan buat perjalanan mereka mulus-mulus aja ya unn :v wkwk ditunggu next chap nya..

    Liked by 1 person

Leave a comment