다이너마이트 (Chapter 8 – END)

%eb%8b%a4%ec%9d%b4%eb%84%88%eb%a7%88%ec%9d%b4%ed%8a%b8-7

Dear,
Kwon Yuri , Park Chanyeol

Little,
Kim Taehyung , Kim Jisoo , Byun Baekhyun

Cover and story,
pure mine

Recommended Songs :
Chanyeol EXO & Punch – Stay With Me (OST Goblin Part. 1)
V & Jin BTS – Even If I Die, It’s You (OST Hwarang Part. 2)

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6 || Chapter 7 || Chapter 8 – END

HAPPY READING

“Ledakannya lebih besar dari dinamit,”

Yuri tiba di lokasi syuting bersama dengan kehadiran Kim Taehyung di sampingnya. Sepanjang perjalanan, gadis itu memilih untuk diam. Ia tidak peduli dengan tatapan Taehyung yang senantiasa mencuri atensinya. Untuk kali ini, gadis itu benar-benar membenci sosok Kim Taehyung.

Lokasi syuting kali ini berada di sebuah kompleks perumahan yang berada cukup jauh dari kota. Suasananya benar-benar indah dan setidaknya mampu menenangkan hati gadis itu. Sejuk, damai, Yuri menyukainya.

Taehyung berjalan di sampingnya. Butuh menghabiskan beberapa meter lagi sebelum tiba di lokasi syuting. Dan Taehyung berusaha untuk menemani Yuri. Meski terlihat Yuri tidak ingin Taehyung menemaninya, Taehyung memaksa. Ia benar-benar mencintai Yuri. Mengenai syuting terakhir Yuri hari ini, Taehyung mengingat tentang adanya adegan ciuman antara Park Chanyeol dan Kwon Yuri. Taehyung ingin melihat adegan tersebut.

“Kau pasti berpikir, aku ini mengerikan.” Taehyung berujar. Dengan kedua tangan yang tenggelam di saku celana, dwimanik pemuda itu mengarah lurus ke depan. Ia tersenyum getir.

Yuri tertunduk. Ia mendengar perkataan itu. Dan memang benar, apa yang pemuda katakan memang sama dengan yang berada pada pikirannya saat ini. Taehyung melanjutkan perkataannya. “Tapi, kurasa itu memang benar. Sahabatmu ini, benar-benar berubah karena satu hal.”

Yuri menghentikkan langkahnya. Pemuda itu berusaha untuk menyalahkannya atau bagaimana? Yuri menoleh. Ia mendapati Kim Taehyung dengan wajah muramnya.

“Apa wajahku terlihat buruk? Kau seperti melihat seorang lelaki yang kesepian selama bertahun-tahun.” Taehyung melanjutkan langkahnya. Yuri merasa bersalah untuk kali ini. Apa tatapannya menandakan segalanya dengan mudah. Kemudian tungkai gadis itu melangkah kembali. Tidak perlu menunggu lama, keduanya kembali berjalan berdampingan.

“Kau akan berciuman dengan Park Chanyeol ‘kan?”

“K-Kau…”

Taehyung mengulum senyum, “Akhirnya kau berbicara juga,”

Yuri terhenyak. Pemuda yang berada di sampingnya ini benar-benar memahami segalanya.

“Baiklah, kau harus menghampiri mereka dan melakukan syuting dengan baik. Aku akan berada di samping manager gilamu itu.” Yuri menoleh ke arah Byun Baekhyun yang menatapnya rinci. Seolah pemuda itu ingin meminta penjelasan mengapa Yuri bersama dengan Kim Taehyung.

“Baiklah…”

Setelah melakukan adegan bersama dengan Kim Jisoo, tiba-tiba gadis itu menarik Yuri ke suatu tempat di sekitar perumahan yang sedikit jauh dari lokasi syuting. Yuri tentu saja bingung, gadis itu memilih untuk mengikuti Jisoo. Sebelumnya Yuri melihat sekitar, ia melihat Chanyeol yang menatapnya dengan sarkastik. Bahkan saat mengambil adegan tadi, ekspresi Park Chanyeol kepadanya tidak cukup menyakinkan. Seolah pemuda itu membenci Yuri demi apapun yang berada di dunia.

Kemudian, kebetulan sekali ia tidak melihat keberadaan Kim Taehyung dan Byun Baekhyun di sekitar lokasi syuting. Ini keberuntungan atau ketidak-beruntungan? Entahlah, tapi gadis itu ragu. Tungkai Jisoo terhenti. Begitu juga dengan Yuri.

Jisoo berbalik seraya melepaskan tarikan tangannya pada tangan Yuri. Jisoo bersidekap, dengan tatapan memberontak. “Apa yang kau lakukan kepada Park Chanyeol?”

Huh?

Jisoo berdecak, “Oh jadi kau berpura-pura tidak tahu ya? Sedari tadi, Park Chanyeol tidak berbicara denganku atau bahkan melihat ke arahku sedikitpun. Tapi, ketika kulihat lebih jelas, saat kau datang dia langsung melihatmu dengan ekspresi kesalnya. Sepertinya kau melakukan sesuatu yang membuat kekasihku marah, Kwon Yuri.”

Yuri menggeleng dengan cepat, “Aku bersumpah Jisoo, aku tidak melakukan apapun kepadanya. Aku berani bersumpah demi apapun, aku benar-benar tidak tahu.”

Jisoo menatap gadis yang berada di hadapannya‒kesal. Gadis yang dulu sangat ia kagumi, kini ia benar-benar membencinya. Menurutnya, Kwon Yuri selalu merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya. Bahkan ketika Jisoo memiliki sesuatu, Yuri akan merebutnya.

“Apa kau berencana untuk merebut Park Chanyeol dariku, Yuri?” Bahkan gadis itu enggan untuk bersopan santun di hadapan Yuri. Rasa benci benar-benar menutupi semua kebaikan Yuri yang pernah diterimanya dulu.

Yuri membulatkan kedua matanya. Ia menggeleng dengan cepat. Ia memang menyukai Park Chanyeol, tetapi tidak pernah terlintas sekalipun di pikirannya untuk merebut Park Chanyeol dari Kim Jisoo. Mana mungkin ia merebut sesuatu dari orang yang disayanginya. Terutama Kim Jisoo. Gadis yang selama ini ia anggap sebagai adik kandung sendiri.

“Aku tidak seperti itu, Jisoo. Aku tidak pernah merencanakan sesuatu untuk merebut apapun yang merupakan milikmu,” Pandangan Yuri beradu dengan pandangan Kim Jisoo. Kim Jisoo terlihat tidak suka dengan perkataan Kwon Yuri. Mungkin terdengar bijak, tetapi terdengar membosankan di telinga Jisoo.

“Asal kau tahu Yuri, aku akan menikah dengannya tahun depan. Dia berkata bahwa aku ini mirip teman masa kecilnya, dan sepertinya itu memang benar. Karena kau tahu apa? Dulu akupun memiliki teman masa kecil yang tinggal di dekat pantai. Tapi, kami selalu bertemu sampai tiga tahun. Saat itu umurku sepuluh tahun, dan dia setahun lebih tua dariku. Kemudian, dia harus pergi karena paksaan kedua orang tua-nya. Kami berpisah saat aku berumur tiga belas tahun. Tapi kenapa Chanyeol mengatakannya hanya satu tahun?” Jisoo berusaha menerka-nerka apa yang Chanyeol lewatkan dari penjelasan masa kecilnya dulu kepada Kim Jisoo. Gadis itu sangat yakin, bahwa teman masa kecil yang Chanyeol maksud ialah dirinya.

Ah! Aku lupa, Chanyeol mengalami kecelakaan dan hilang ingatan setelah itu. Jadi, wajar saja jika dia melupakan semua itu dan hanya menganggap pertemanan kami dulu selama satu tahun. Jadi, intinya kami ini memang ditakdirkan Kwon Yuri…” Yuri mengepalkan kedua tangannya. Cerita itu. Teman masa kecil Park Chanyeol, bukan Kim Jisoo. Tetapi, Kwon Yuri.

“Tapi aneh,” Jisoo kembali berujar. “Dia tidak mengingat panggilan kesayanganku dulu kepadanya, dulu aku selalu memanggilnya ‘Bacon’ dan sekarang dia tidak ingat.”

Yuri terperangah. Panggilan itu. Ia pernah mendengarnya di suatu tempat. Tapi ia tidak yakin pernah mendengarnya di mana.

‘Eh, jangan-jangan… Huh! Panggilan itu… Dan jangan bilang jika orang itu memiliki alasan yang hampir sama dengan Jisoo.’ Yuri ragu untuk mengatakannya secara langsung. Jadi ia memilih untuk membatin dan kembali berpikir.

“Jadi, jangan berbuat macam-macam kepadaku atau kepada Chanyeol. Kami sudah ditakdirkan sejak awal dan akhirnya kami pasti akan menikah. Bahkan, setelah syuting ini berakhir aku akan bertemu dengan kedua orang tua-nya.” Yuri menatap Jisoo cukup terkejut. Bertemu dengan kedua orang tua Park Chanyeol? Yuri pernah melihat mereka. Saat itu, kedua orang tuanya tidak menyukai sifatnya baik dan ramah. Kedua orang tua-nya tidak mengijinkan perempuan manapun untuk bersama dengan Park Chanyeol. Tetapi, akankah semua itu mudah bagi Kim Jisoo?

“Satu hal lagi! Kau pasti masih penasaran kenapa aku berpindah profesi menjadi artis. Jadi begini, semenjak kau pergi. Banyak penggemarmu yang memberikanku bermacam-macam teror. Mereka pikir, aku yang menyebabkan kehilanganmu karena adanya banyak hutang. Untuk hutang, aku tidak pernah mengatakannya. Pasti wartawan yang membuat seolah kepergianmu benar-benar menarik. Tapi ada satu lagi yang membuatku benar-benar membencimu dan berubah profesi.” Jisoo menghampiri Yuri dengan sorot kebenciannya.

“Kau menjelek-jelekkan Park Chanyeol. Park Chanyeol adalah orang yang sangat kucintai. Pernah sekali, saat pertama kali kau bertemu dengan Park Chanyeol, malam itu aku pulang sendiri dan ketika mobilku bermasalah saat tengah malam, ia membantuku. Dalam keadaan ibunya yang terbaring koma di rumah sakit. Dia rela meninggalkan ibunya terlebih dahulu untuk mengantarku pulang. Dia baik Yuri, dia tidak seperti yang kau pikirkan. Sejak hari itu, yang kukagumi hanya Park Chanyeol. Kebaikan Park Chanyeol saat itu tidak sebanding dengan kebaikanmu sebelumnya.”

Bila Yuri dalam keadaan seperti biasanya, ia akan membantah Jisoo dengan segala perlakuannya kepada Kim Jisoo. Tetapi, gadis itu dalam keadaan yang cukup buruk. Masalah demi masalah kian berdatangan. Menjadi satu, membuat keadaan batinnya memburuk. Jadi, ini alasan mengapa Kim Jisoo selalu tersenyum aneh saat ia menjelek-jelekkan Park Chanyeol dua tahun yang lalu.

“Kurasa kau mulai berpikir mengenai sikapku dulu, Yuri.” Jisoo tahu apa yang sedang Yuri pikirkan. Yuri merasa, ia merasa bersalah karena telah membuat hati Jisoo sakit. Namun, mengapa gadis itu tidak mengatakan dari awal agar Yuri dapat memakluminya? Untuk saat ini, siapa yang patut disalahkan? Pantaskah Yuri menyalahkan Jisoo atau bahkan Park Chanyeol? Tidak, di saat seperti ini tidak pantas baginya untuk menyalahkan orang lain.

“Dan sepertinya, kau telah menjalin hubungan khusus dengan aktor Kim Taehyung itu.” Ujar Jisoo mulai menggerakkan tungkainya perlahan. Yuri terperangah. Mengingat tentang Kim Taehyung, ia teringat dengan ciuman yang Taehyung ciptakan tadi pagi. “Apa kau merebutnya dari seseorang?”

Yuri mengepalkan tangannya sekali lagi. “Tidak sepantasnya kau berkata seperti itu, Jisoo…”

Jisoo berdecih. “Ya ya terserahmu saja, aku per‒”

KYAAA!!!!

Yuri membulatkan kedua matanya. Ia melihat Jisoo terpeleset sesuatu, kemudian tanpa disengaja terdapat beberapa balok kayu yang menimpa tangan kirinya. Yuri menghampiri Jisoo, ia berusaha untuk membantu memindahkan sekitar empat balok kayu.

Oppa! Chanyeol oppa!

Tidak perlu menunggu cukup lama, Chanyeol dan kru yang lain datang. “Ji-Jisoo!” Lantas, pemuda itu membantu Yuri untuk memindahkan beberapa balok kayu yang menimpa tangan kiri Jisoo. Jisoo mengerang kesakitan di tempatnya. Tangannya benar-benar sakit, bahkan gadis itu mengeluarkan air mata kesakitannya. Taehyung dan Baekhyun datang setelah mendengar seruan Chanyeol. Kedua pemuda itu turut membantu untuk memindahkan salah satu balok kayu terbesar.

Setelah menghabiskan waktu sekitar lima menit, akhirnya beberapa balok kayu tersebut dapat disingkirkan. Jisoo terisak sembari menyentuh tangan kirinya. “Oppa!” Chanyeol menghampiri gadis itu dan berusaha untuk menenangkannya.

“Tenanglah Jisoo… Setelah ini, kita harus pergi ke rumah sakit untuk memperiksakannya.” Ujar Chanyeol mendapat anggukan singkat dari kekasihnya. “Sekarang katakan, kenapa tanganmu bisa tertimpa seperti itu?”

“Bukan aku oppa, dia yang melakukannya!”

Demi Tuhan dan seluruh alam semesta, Yuri berani bersumpah bahwa bukan dirinya yang melakukan semua itu. Untuk apa ia melakukannya? Mencelakai Kim Jisoo? Yuri tidak pernah berpikir untuk melakukan hal semacam itu kepada Jisoo. Taehyung dan Baekhyun menatap Yuri tidak percaya. Tetapi keduanya percaya bahwa Yuri tidak melakukan hal tersebut kepada Kim Jisoo.

Chanyeol awalnya terkejut. Namun, melihat reaksi Jisoo yang benar-benar kesakitan membuat Chanyeol yakin bahwa Yuri yang melakukannya. “Jadi kau yang melakukannya Yuri?”

Taehyung mengepalkan tangannya. Ia ingin menghampiri Chanyeol dan meninju wajahnya saat ini juga. Akan tetapi, Yuri menggenggam tangannya dan menandakan bahwa ia baik-baik saja dalam keadaan seperti ini. Taehyung menatap Yuri sendu.

“Kau percaya?” Yuri melempar pertanyaan dengan sarkastik. Di saat seperti ini, Taehyung tahu bahwa Yuri siap melontarkan segalanya.

Chanyeol berdecih, “Tentu saja, dia kekasihku.”

Yuri mengangguk mengiyakan, “Kekasih yang tertukar, ya aku mengerti.”

Seluruh pasang mata menatapnya bingung. Perkataan yang keluar dari mulut Yuri benar-benar tidak dapat dimengerti oleh semua orang. Yuri merasa ini bukan saat yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya. Jika bukan saat ini, maka semua orang akan menyalahkan dirinya atas hal tadi.

“Yang terpenting, apa kau mengakuinya?”

Huh? Apa yang harus kuakui?” Yuri terlihat tidak suka dengan respon yang Chanyeol berikan. Berbeda dengan apa yang dibayangkannya.

“Kau mencelakai kekasihku!”

Batin gadis itu kecewa. Park Chanyeol membela Kim Jisoo dengan sangat baik. Yuri tertunduk pelan. “Kau yakin dia teman masa kecilmu, Park Chanyeol?”

“Jangan berbicara yang tidak penting, jadi benar KAU YANG MENCELAKAI JISOO!” Chanyeol bersikeras. Jisoo tersenyum aneh dibalik tangisannya. Yuri terkejut. Chanyeol membentaknya. Seumur hidupnya, tidak ada orang yang pernah membentaknya seperti ini. Bahkan kedua orang tua-nya sekalipun tidak pernah.

Taehyung geram, “Ya! Kau tidak perlu membentak Yuri! Apa kau benar-benar mempercayai kekasihmu itu?”

Oh! Jadi kau mendukungnya? Ah, kudengar kalian sedang menjalin hubungan. Pantas saja kau membela gadis ini!” Chanyeol mengacungkan jemarinya ke arah Yuri yang masih terkejut. Taehyung mengepalkan tangannya. Ia benar-benar ingin meninju wajah Park Chanyeol saat ini juga.

“Jadi memang benar ya?” Chanyeol melanjutkan, “Kau menjalin hubungan dengan jalang in‒”

Plak!

Sebuah tamparan mendarat dengan baik di pipi Park Chanyeol. Kwon Yuri menamparnya. Semua orang terkejut. Begitu juga dengan Jisoo yang sedari tadi tersenyum kejam. “Chanyeol? Pipimu, Ya! Kwon Yuri! Apa yang kau lakukan?!”

Yuri menyeringai, meski air mata tidak henti-hetinya berhamburan keluar dari pelupuk matanya. “Katakan kepada kekasihmu itu, gadis yang kau sebut ‘jalang’ ini, akan menikah dengan pemuda yang berada di hadapannya.”

Taehyung tercengang. “Yu-Yuri?” Yuri menyetujui rencana pernikahan tersebut.

“A-Apa? Kenapa kau baru memberitahuku?” Baekhyun menghampiri Yuri meminta penjelasan. “Ja-Jadi… Selama ini…” Baekhyun menyentuh dadanya. Sesak dan sakit.

Chanyeol menatap Kim Taehyung terkejut. Begitu juga dengan Jisoo yang sesekali menilik ke arah Yuri. “Bacon, maafkan aku. Aku tidak memberitahu semua ini kepadamu, dan maaf karena telah menyakiti perasaanmu.”

Jisoo berjengit, “Ba-Bacon?

Baekhyun tertunduk, mengangguk lemah atas apa yang didengarnya. “Ya, aku mengerti.” Yuri tersenyum lemah. Apa yang dikatakannya sekarang benar-benar membuat semua orang tercengang dan sakit dalam hal tertentu.

Yuri teringat dengan perkenalan Baekhyun saat pertama kali menjadi manager-nya.

 

“Hai, namaku Byun Baekhyun. Nama panggilanku yang unik, ialah ‘Bacon’, tapi terserahmu saja ingin memanggilku apa. Semoga kau merasa nyaman bersama denganku.”

 

Bacon, katakan pada produser Kim bahwa aku harus pulang sekarang. Ganti saja alur ceritanya, karena aku harus mengurus sesuatu bersama dengan Taehyung.” Taehyung menoleh ke arah Yuri. Taehyung menyadari sesuatu yang berbeda dari tatapan gadis itu. Sorot matanya penuh dengan kesedihan, tetapi ia ingin membuktikan bahwa ia baik-baik saja.

“Terima kasih atas segala perkataan kalian hari ini,” Yuri membungkuk sembilan puluh derajat. “Jangan lupa untuk datang ke pesta pernikahan kami akhir tahun ini,”

“Dan… Terima kasih karena sudah mencariku, Yeollie.”

Yuri menarik tangan Taehyung untuk lekas pergi.

Jisoo melempar ponselnya sembarang arah hingga tidak terbentuk lagi. Deru napasnya tidak beraturan. Pakaiannya kusut, surainya tidak tertata rapi, dan riasannya telah luntur. Di bawah temaram cahaya rembulan saat ini, gadis itu memadamkan lampu yang berada di kamarnya. Isakan terdengar kembali untuk yang kesekian kalinya. Gadis itu terduduk di lantai dingin dengan lemas. Air matanya semakin berjatuhan.

“Ke-Kenapa?” isakannya terdengar cukup keras. Beberapa pekerja yang berada di rumahnya hanya mampu mendengar di lantai bawah dan tidak berniat untuk mengganggu si pemiliki rumah. Mereka tahu akibatnya bila mengganggu Kim Jisoo.

“Ke-Kenapa dia tidak memberitahuku dari awal?” Jisoo meringkuk di atas lantai. Ia tidak peduli dengan dingin yang tercipta pada malam ini.

“Baek-Baekhyun…”

Tangisan gadis itupun pecah dengan sendirinya.

“Kau menempuh langkah yang salah, Park Chanyeol.”

Chanyeol menidurkan kepalanya di atas meja. Pikirannya saat ini menjadi begitu kacau. Hanya karena satu perkataan yang Yuri katakan, dan hal tersebut sukses memporak-porandakan pemikiran Park Chanyeol mulai saat ini.

 

“Kekasih yang tertukar, ya aku mengerti.”

 

Dadanya kembali sesak.

 

“Kau yakin dia teman masa kecilmu, Park Chanyeol?”

“Jangan berbicara yang tidak penting, jadi benar KAU YANG MENCELAKAI JISOO!”

“Katakan kepada kekasihmu itu, gadis yang kau sebut ‘jalang’ ini, akan menikah dengan pemuda yang berada di hadapannya.”

“Jangan lupa untuk datang ke pesta pernikahan kami akhir tahun ini,”

“Dan… Terima kasih karena sudah mencariku, Yeollie.”

 

Tanpa disadari, air matanya lolos begitu saja. Tidak peduli bahwa ia lelaki, hatinya saat ini benar-benar sakit. Tertusuk oleh ribuan duri yang ia ciptakan sendiri. Minseok duduk di samping Chanyeol. Pemuda itu berusaha untuk menghibur Chanyeol.

“Seharusnya kau bertanya kepada orang-orang yang mengetahui persahabatanmu dulu bersama gadis kecil itu.” Chanyeol mengembuskan napasnya perlahan. Setelah mendengar penjelasan dari kepala pekerja di rumahnya, Chanyeol terkejut.

 

“Ah, teman masa kecil tuan muda yang dulu tinggal di pinggir pantai itu? Kalau tidak salah, namanya Yuri. Tapi bibi tidak tahu siapa nama keluarganya, maaf ya tuan muda? Kenapa baru menanyakannya sekarang? Seharusnya tuan muda bertanya lebih awal agar lebih mudah mencarinya,”

 

Chanyeol menyesali kesalahannya, “Aku terlambat,”

“Ya, kau benar-benar terlambat.” Minseok mengangguk. Bukannya memperburuk keadaan, justru yang dilakukan pemuda itu agar Chanyeol mampu memahami letak kesalahannya selama ini.

“Selama satu tahun itu, dia menghabiskan waktu bersamamu tanpa henti. Setelah keluargamu memutuskan untuk pindah, dia bertemu dengan pemuda lain bernama Kim Taehyung yang selalu menghiburnya dalam suka duka.” Minseok menjelaskan. “Kau tidak bisa menyalahkan siapapun, takdir berkehendak demikian.”

Chanyeol menyandarkan tubuhnya, “Seharusnya aku sadar ketika Jisoo memanggilmu ‘Bacon’ terus-menerus,” Minseok lagi-lagi mengangguk. Pemuda itu menepuk bahu Chanyeol. Berusaha sedikit menenangkan mesti tidak cukup menghibur.

“Nama panggilanku dulu bukan ‘Bacon’, tapi ‘Yeollie’.”

Hari demi hari terlewati sebentar lagi, penghujung tahun akan tiba. Hari ke-lima di awal bulan Desember. Hari yang berharga bagi aktris Kwon Yuri dan para penggemarnya. Yuri terlihat sibuk. Memberi sentuhan kecil pada wajah manisnya dan tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Sahutan dari ballroom terdengar nyaring hingga ke ruang rias.

Hari ini, para penggemarnya bersedia untuk merayakan ulang tahunnya. 5 Desember. Hari lahirnya yang paling berharga. Semenjak membintangi drama terbaru bersama Park Chanyeol, dan pihak televisi menayangkannya, para penggemar Kwon Yuri kembali bersatu untuk mengungkapkan rasa senang. Meski akhir drama yang cukup mengecewekan dan tidak terduga. Dalam drama tersebut, mulanya Chanyeol dan Yuri akan berciuman dengan kahir bahagia. Tetapi, dikarenakan keadaan Yuri saat itu tidak baik, maka akhir dari drama tersebut, Yuri menikah dengan orang lain. Nampaknya itu kisah nyata.

Selama itu pula, Kwon Yuri berusaha untuk menghapus perasaannya kepada Park Chanyeol. Perlahan, nama itu mulai tergeser‒sedikitnya. Berkat kehadiran Kim Taehyung yang selalu memperlakukannya dengan baik, Yuri tahu akan besarnya cinta yang Taehyung berikan. Taehyung bukan hanya mengumbar kasih sayang, namun perhatiannya selalu tertuju pada Yuri. Hal tersebut mampu meluluhkan hati Yuri, gadis itupun tidak membenci seorang Kim Taehyung lagi.

Sebelum ia bertemu dengan Kim Taehyung, ia mengisi hari-harinya untuk berteman dengan Park Chanyeol selama satu tahun. Saat kepindahan Chanyeol, Kim Taehyung datang. Ia menjadi teman yang baik. Selalu menghiburnya bahkan memberinya motivasi untuk dapat berbaur dengan banyak orang. Bisa dikatakan juga, seorang yang membuat Yuri menjadi aktris terkenal seperti sekarang ini ialah Kim Taehyung.

Hey! Hey! Kau tidak perlu bercermin lagi, kau sudah cantik Yuri.”

Ya! Kau mengejutkanku!”

Kim Taehyung meringis pelan. “Maaf, lagipula yang kukatakan memang benar bukan?”

“Ya terserahmu saja, jangan ganggu aku! Kau akan merusak riasanku,” Yuri kembali menyibukkan diri dengan kosmetiknya. Gadis itu mengutamakan penampilan. Tentu saja. Taehyung tersenyum penuh arti. Menyadari tatapan Kim Taehyung, Yuri salah tingkah.

Ya! Sudah kukatakan kau akan merusak riasanku! Pergilah!” Taehyung terkekeh melihat tingkah Yuri yang menurutnya cukup menggemaskan.

“Baiklah, aku akan menunggumu di dekat panggung. Jangan lama-lama ya? Aku tidak suka menunggu sayang~

Chu~

Taehyung mengecup pundak kepala gadis itu. Yuri kembali terdiam. Salah satu hal yang membuat gadis itu merasa nyaman dengan Kim Taehyung. Taehyung mampu mendewasakan dirinya ketika bersama Yuri. Sisi hangat Taehyung akan nampak dan itu benar-benar menghangatkan hatinya.

Taehyung berlalu. Yuri tersenyum tipis. Selain perayaan ulang tahunnya, Yuri akan mengumumkan pernikahannya kepada publik yang diadakan akhir tahun ini. Andai saja, pemuda yang akan menjadi suaminya ialah Park Chanyeol, sungguh Yuri akan sangat bahagia. Yuri menggeleng. Mengingat nama itu untuk saat ini membuat hatinya sakit.

“Yuri? Cepatlah! Para penggemar sudah menunggu terlalu lama,” Kwon Yoora berujar dari luar ruangan. Lamunan Yuri terbuyarkan.

“Iya ibu,”

“Terima kasih semuanya! Aku sayang kalian~”

Yuri menebar senyum manisnya, bersama dengan sosok Taehyung yang merangkulkan tangan pada pinggang gadis itu. Perayaan hari ini berjalan dengan baik. Sangat meriah, memberikan kesan yang mendalam bagi Yuri. Mendengar berita pernikahan Yuri, para penggemar nampak senang. Karena Yuri akan menikah dengan Kim Taehyung.

Pesta diakhiri dengan lagu selamat ulang tahun yang sangat menggembirakan. Kemudian, semua orang mulai meninggalkan ballroom. Tungkai Yuri bergerak pelan, hendak turun dari atas panggung. Namun, perkataan Kim Taehyung mencuri atensinya.

“Yuri, dia ingin bertemu denganmu.”

Yuri mengikuti arah pandang Taehyung. Di sisi lain panggung, seorang gadis berpakaian serba merah tersenyum nanar ke arahnya. Dengan sekotak kado berwarna merah muda. Hati Yuri tergerak. Ia memutuskan untuk menemui gadis tersebut. “Aku harus membereskan pers dulu, kau bisa menungguku di mobil jika sudah selesai.” Yuri mengangguk.

“Jisoo…”

Kim Jisoo menyapu air matanya yang baru saja terjatuh, “H-Hai eonnie, Happy Birthday! Aku membawakanmu hadiah,” Jisoo mengulurkan kotak tersebut kepada Yuri. Yuri menatap Jisoo sendu. Ia tidak suka melihat Jisoo menangis seperti ini. Terlebih dengan keadaan tangan kiri yang dibebat.

Yuri menerima kotak tersebut. “Boleh aku membukanya?”

Jisoo mengangguk cepat, “Tentu saja!”

Jemari Yuri membuka pita merah yang berada di atas. Kemudian, ia membuka penutup kotak tersebut. Batinnya bergetar. Sesuatu yang sangat Yuri impikan sedari dulu. “K-Kau masih mengingatnya?” Yuri cukup tercekat. Jisoo mengangguk, dengan setetes air mata yang berhasil lolos.

Sebuah gelang berlian berwarna sedikit merah muda. “Maaf, tapi aku bukan kekasihmu.” Jisoo tertawa hambar. Sedikit mencairkan suasana. Yuri seketika teringat.

 

Kala itu, Yuri dan Jisoo berlibur ke China karena pihak agensi yang memberikan mereka tiket secara percuma. Keduanya terhenti di salah satu toko perhiasan di dekat hotel yang mereka tempati. Sesuatu menarik perhatian Yuri saat itu.

“Jisoo lihatlah! Cantik ‘kan? Ahh, aku menyukainya…”

Jisoo meneliti gelang yang Yuri maksud, “Iya cantik eonnie, apa eonnie akan membelinya?”

“Tidak,”

“Lalu?”

“Aku ingin, kekasihku yang membelikannya saat ulang tahunku entah umur yang keberapa, aku yakin sepertinya aku sudah sangat tua, tapi aku benar-benar berharap bahwa kekasihku yang akan membelinya.”

 

Yuri tersenyum nanar, “Iya tapi kau adikku, aku menganggapnya seperti itu.” Air mata Kim Jisoo nampak lebih deras dari sebelumnya. Gadis cantik itu menatap Yuri dengan perasaan bersalahnya.

“Seorang yang telah menyakitimu, masih kau anggap adik?” Yuri terdiam sejenak. Memang Jisoo sempat menyakiti kepercayaannya. Tetapi, Yuri tidak dapat menepis bahwa ia menganggap Jisoo sebagai adiknya sedari dulu.

“Maafkan aku eonnie, maaf tidak memberimu kabar selama ini. Aku harus pergi, aku…” Jisoo tertunduk pelan, lalu mengarahkan pandangannya sedihnya ke iris kecoklatan Yuri. “Aku harus mengejar takdirku yang sesungguhnya,”

Yuri terperangah pelan. Hal tersebut mengingatkannya pada kejadian itu.

 

“Ah! Aku lupa, Chanyeol mengalami kecelakaan dan hilang ingatan setelah itu. Jadi, wajar saja jika dia melupakan semua itu dan hanya menganggap pertemanan kami dulu selama satu tahun. Jadi, intinya kami ini memang ditakdirkan Kwon Yuri…”

 

Yuri menggeleng pelan. Itu dulu. Ia harus memikirkan kelangsungan masa depannya mulai saat ini. Tidak baik untuk memikirkan masa lalu yang jelas-jelas menyakitkan. Jisoo hendak melangkah, Yuri nampak ragu. Kemudian, pada saat yang bersamaan keduanya saling berpelukan. Mencermikan persaudaran mereka yang tidak terikat oleh darah. Namun, pada hati dan pikiran.

Air mata Yuri terjatuh dengan sendirinya. Jisoo yang sedari tadi berusaha untuk membendung kini semakin berjatuhan. “Eonnie, maafkan aku. Maaf karena aku telah meragukanmu dan berniat untuk menyingkirkanmu. Sebenarnya, balok kayu itu ditujukan kepadamu. Tapi, Tuhan tidak sejahat itu. Justru aku yang terkena balok kayu itu.”

Yuri mencerna perkataan Jisoo terlebih dahulu. Setelah ia menyadarinya, isakan mulai terdengar darinya. Ia tidak mengira bahwa Kim Jisoo telah merencakan hal seperti itu kepadanya. Pelukan keduanya terlepas. Keduanya saling berpandangan dalam duka.

“Aku memaafkanmu Jisoo, sekalipun kau telah membunuhku atau menembakku, aku akan tetap memaafkanmu. Karena kau adikku, tidak mungkin aku tidak memaafkanmu. Aku menganggapmu seperti keluarga, jadi aku tidak mungkin membenci keluarga sendiri. Bahkan di saat kau menantangku pada hari itu, aku tetap menganggapmu sebagai keluarga. Karena keluarga, merupakan segalanya. Kau salah satunya, Jisoo.”

Eonnie!” Jisoo kembali memeluk Yuri. Yuri menganggap Kim Jisoo sebagai salah satu keluarganya. Jisoo serasa seperti tokoh antagonis dalam kehidupan nyata. Jisoo tidak menyukai tokoh antagonis sedari dulu. Namun, dalam dunia nyata justru ia berperan sebagai tokoh antagonis atas kehendaknya sendiri.

“A-Aku akan pergi eonnie, kali ini aku benar-benar akan pergi.”

Yuri mengangguk lemah, “Berhati-hatilah, adikku…”

Yuri keluar dari ruang rias untuk menutupi bengkak pada matanya akibat menangis. Bertemu dengan Kim Jisoo dalam keadaan seperti ini bukan salah satu keinginannya. Sedari dulu, ia ingin selalu berbahagia dengan Kim Jisoo. Sosok gadis cantik yang telah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri. Yuri menatap gelang pemberian Jisoo yang ia kenakan. Sangat cantik. Yuri sangat menyukainya. Gadis itu menyadari satu hal lain dari seorang Kim Jisoo.

Kim Jisoo tetaplah Kim Jisoo. Gadis cantik nan lugu yang selalu berada di sampingnya ketika akan berpergian melakukan syuting dan dalam kehidupan biasa ‒setelah Taehyung tentunya. Kim Jisoo terpaksa melakukan hal yang membahayakan karena situasi yang mendukungnya dalam keadaan buruk. Dalam hal ini, Jisoo tidak bersalah. Roda takdir memang selalu berputar ‘kan? Ada kalanya melakukan hal buruk dan hal baik secara bersamaan maupun terpisah.

Yuri selesai membereskan barang-barangnya. Saat itu pula ia mendapat panggilan masuk dari Taehyung. “Aish, apa pers-nya sudah selesai? Cepat sekali,” Yuri mendekatkan ponselnya ke rungu kanan.

‘Halo? Sayang~ kau di mana?’ Yuri tersenyum aneh ketika mendengarnya. Belakangan ini Taehyung memang sering memanggilnya seperti itu. Tapi bagi Yuri, nada bicara Taehyung cukup aneh dalam mengatakannya.

‘Maaf, Jisoo baru saja pulang dan aku harus kembali ke ruang rias. Aku segera ke sana, kau di mana?’ Yuri sesekali menilik ke arah jam tangannya. Pukul sepuluh tepat, sementara ia harus pergi ke rumah orang tua Taehyung malam ini. Bahkan kedua orang tua-nya telah pergi ke sana terlebih dahulu.

‘Aku berada tepat di depan lobi, jangan lama-lama, aku merindukanmu.’ Jika Yuri ingin, ia bisa saja memukul Kim Taehyung setelah ini. Mereka bahkan setiap hari bertemu dan kali ini Taehyung sudah merindukan gadisnya.

‘Iya iya, kau berlebihan.’ Terdengar bahwa Taehyung ingin menyahuti perkataan gadis itu. Namun, dengan cepat Yuri menutup sambungan teleponnya.

Yuri keluar dari lift, gadis itu dapat melihat mobil Kim Taehyung berserta sang pemilik yang tersenyum ke arahnya. Yuri tersenyum sembari menggeleng, senyuman konyol Taehyung itu laksana mentari pagi. Menggembirakan sekaligus menghangatkan. Gadis itu sedikit berlari kecil dan tidak lupa menyapa beberapa orang yang berada di lobi. Kemudian, tiba-tiba saja tungkainya harus berhenti bergerak.

Chanyeol EXO & Punch – Stay With Me (OST Goblin Part. 1)

When i close my eyes
I see those eyes
My heart keep aching
So i wanted to forget
If this is a dream
Please let me wake up
Are you really my destiny?
Falling you

“Ch-Chanyeol?”

Park Chanyeol berada tepat pada jalur yang mengarah ke pintu lobi. Dengan sebuket bunga dan kotak kado berwarna merah, pemuda itu menatap Yuri khidmat. Taehyung yang melihat keberadaan Chanyeol di hadapan Yuri bergegas keluar dari mobil dan ingin menyusulnya. Taehyung harus mengurungkan niatnya, karena Yuri mengatakan ia akan baik-baik saja dalam bahasa isyarat. Maka, Taehyung memilih untuk menunggu.

“Selamat ulang tahun, Kwon Yuri.” Chanyeol berujar. Yuri sedikit terkejut mendengarnya, Park Chanyeol tahu mengenai ulang tahunnya. “Aku membawakanmu hadiah, maaf aku hanya bisa memberimu ini.”

Park Chanyeol mengulurkan kedua benda benda yang dibawanya kepada Kwon Yuri. Yuri menerimanya. Sesekali melirik ke arah Park Chanyeol yang terlihat sendu. “Jangan di buka di sini, kau bisa membukanya di rumah.”

Pergerakan jemari Yuri terhenti. Kemudian, gadis itu menatap Chanyeol bimbang. Ia berharap semoga perasaannya terhadap Park Chanyeol hanya sementara. Masa depannya yang baik ada bersama dengan Kim Taehyung. Ia tidak bisa mengelak semua itu. Lagipula, ia yakin bahwa tempat Park Chanyeol di hatinya hampir hilang. Yang ia harapkan, semoga dengan melihat Park Chanyeol seperti ini ia tidak akan terjatuh ke lubang yang sama.

“Te-Terima kasih atas kedatangan dan hadiahmu, kurasa aku cukup senang.” Yuri berusaha tersenyum. Chanyeol tersenyum pahit. Semua ini kesalahannya. Gadis yang selama ini ia car-cari justru bersikap layaknya orang asing hanya karena kelalaiannya.

“Baiklah, aku akan pulang.” Yuri terhenyak sejenak.

Like destiny, falling
You’re calling out to me, calling
I can’t escape, please hold me
Are you the line of my fate?
Are you the one i’ve been waiting for?
Why is my heart sinking?

‘Cepat sekali,’ batin Yuri berujar dengan penuh keraguan. Kemudian ia berusaha menepisnya lagi. Chanyeol tersenyum sembari menggaruk kepalanya canggung. “A-Aku pergi,”

“Tu-Tunggu!”

Chanyeol berbalik. Ia berharap, Yuri akan mengatakan sesuatu yang membuat hatinya sedikit lebih baik. Nyatanya, Yuri mengatakan hal yang sebenarnya tidak ingin pemuda itu dengarkan. “Akhir tahun ini, apa kau akan datang ke pernikahanku?”

Chanyeol tersenyum pahit, “Tentu, aku akan datang.”

Ah iya, Jisoo baru saja pergi. Kalian berdua akan datang bukan? Lalu, kapan kalian akan menikah?” pertanyaan Yuri memberi duri lagi pada hati Chanyeol.

“Kami, tidak berhubungan ai semenjak hari itu. Karena, ya kau tahu ‘kan?” Chanyeol berusaha menyakinkan. “Salah orang.”

Hati Yuri lagi-lagi berdesir. Chanyeol kembali mengingatkan peran dirinya dalam kehidupan Chanyeol, begitu juga sebaliknya. “Jadi…”

“Iya, saat ini dia berusaha menghubungi Baekhyun. Baekhyun tidak dapat dihubungi setelah hari itu, kabarnya dia mengundurkan diri dari agensi dan sepertinya dia tahu siapa teman masa kecilnya selama tiga tahun itu. Dari awal, aku dan Jisoo memang tidak ditakdirkan. Itu karena kesalahan masing-masing,” Chanyeol memejamkan matanya. Sesuatu dalam matanya berkedut tidak nyaman. Apa pemuda itu akan menangis? Entahlah.

(Stay with me) Are you living deep in my heart?
(Stay with me) The truth hidden in me

“Baiklah, aku akan pergi dan selamat ulang tahun. Semoga dalam mempersiapkan pernikahan, semuanya akan berjalan lancar.” Yuri mengangguk perlahan. Park Chanyeol memang bodoh. Mengatakan hal yang tidak seharusnya ia katakan ketika hatinya benar-benar tersakiti.

Pelupuk mata Park Chanyeol yang menggenang berhasil meloloskan salah satu air matanya keluar. Yuri menatap Chanyeol sedih. Pemuda yang dulu sanga ia sukai, kini menatapnya dengan wajah sendu tiada terbendung. Dan kata yang terlontar berhasil menggetarkan jiwa dan batinnya.

“Hati-hati, Kwon Yuri. Aku mencintaimu,”

 

When i close my eyes
I see those eyes
My heart kept aching
So i wanted to forget
If this is a dream
Please let me wake up
Are you really my destiny?

Falling You

“Terlambat memang suatu perkara yang sering kita dengar,
kata terlambat tidak akan terjadi bila kita memahami persepsi kata tersebut.”

“Terlambat,
itu akan benar-benar terjadi jika kita menganggap dunia ini hanya milik kita.
Keserahakan, keegoisan, semuanya membuat kita gila dan,
menyadari apa yang telah kita lakukan.”

END

Yeay! Akhirnya ini FF kelar,
Terima kasih bagi kalian yang sudah senantiasa menyempatkan waktu untuk membaca ff ini.

Sekali lagi, bagi kalian yang merasa pernah komen di chapter sebelumnya.
Kalian bisa RCL sekaligus komen email kalian, untuk memberi tahu password dalam ff
[Special Series Of 다이너마이트] _____ /secret yak!/

Pokoknya di chapter ini yang komen dan ngasih email, itu yang aku kasih password-nya,
Dengan satu syarat, pernah komen di salah satu chapter sebelumnya.

Satu lagi, aku saranin banget nih buat denger lagunya Chanyeol sama Punch yang dipake OST Goblin itu, nadanya sekti bener, nadanya pas banget buat orang gegana. Lagu ini cocok didengerin pas ending ff ini (menurut aku sih)
Udah itu, aja.

RCL + E-mail = Pass

Makasih semua~

See you bae~ ©Firda©

27 thoughts on “다이너마이트 (Chapter 8 – END)

  1. Sad ending😭, gumawo udh buat perasaan aku deg degan tiap baca ff ini, btw Special Chapt nya harus chanyul ya thor😊, gumawooo
    Ini email aku @mailinsonya19@gmail.com

    Liked by 1 person

  2. Jisoo ternyata salah orang .. dia yakinnya kalo teman masa kecilnya itu chanyeol, tapi kalo dari perkataannya tentang chanyeol juga udah ketauan kalo chanyeol itu bukan teman kecil nya jisoo maupun sebaliknya .. dan akhirnya jisoo tau kalo teman masa kecionya dia itu baekhyun -manajer nya yuri sekaligus yg suka sama yuri juga-

    Chanyeol terlambat pake banget .. teman masa kecilnya -yuri- udah dia bentak karena kesalahpahaman yg di buat jisoo .. dan pengakuan yuri akhirnya nyadarin persepsi chanyeol tentang teman masa kecilnya chanyeol itu sebenernya yuri dan bukan jisoo

    Yuri 😦 dia di bentak chanyeol hiks hiks padahal yg buat jisoo celaka itu bukan yuri .. dan di saat itu juga yuri nerima pernikahannya sama taehyung dan buat semuanya kaget .. dan disitu juga yuri buka semua kenangan masa kecilnya 😦

    Taehyung makin cinta sama yuri sejak yuri nerima pernikahannya .. yuri udah mulai ngelupain chanyel -walupun sedikit- dan buka hatinya buat taehyung .. jisoo sadar kalo semuanya salah dan dia minta maaf dan ngungkapin kenap dia benci yuri .. baekhyun gk ada kabar sejak yuri ngumumin hubungan nya sama taehyung .. dan chanyeol 😦 yg dateng ke pesta ultah yuri walaupun terlambat

    Di tunggu buat part specialnya eonni 🙂 dan ini email ku devinurisnainy@gmail.com

    Liked by 1 person

  3. Hayoloh akhirnya ketahuan kan Jisoo bukan teman masa kecil nya Chanyeol.
    Bacon dan Yeollie. Harus nya Jisoo sama Baekhyun kan?

    Wah pas adegan dimana Jisoo ketimpa balok, disitu Yuri yang di fitnah. Padahal Jisoo berniat mau nyelakain Yuri, eh tapi malah dia sendiri yang kena

    Chanyeol kenapa bela Jisoo sihh? Pake ngatain jalang lagi. Akhirnya Yuri milih menikah sama Taehyung. Perlahan lahan tumbuh deh rasa sayang nya buat Taehyung

    Baekhyun pergi kemana setelah tau kalai temen masa kecilnya itu Jisoo?

    Special chapt ditunggu thor arazahra313@gmail.com

    Like

  4. Jisoo tega bnget sih dia mau nyelakain yuleon dengan balok kayu itu tpi dia yng kena sendiri dan dia juga manfaat kan keadaan buat nyalahin yuleon.Pasti yuleon sakit bnget chanyeol nyebut dia jalang apa2an tuh harusnya pacarnya tuh yng jalang.Walaupun jisoo jahat ke dia tpi yuleon maafin bahkan selalu nganggap dia adik.Bener2 teman yng tertukar nihh baekhyun jisoo yuri chanyeol .jdi yuleo sama taehyung nihh gantung eonni dtunggu special part nya ini emailku indah.hanayulyulk@gmail.com

    Liked by 1 person

  5. Yahh akhir nya ending juga .. Apa yuri bener” sama taehyung?? Trus bagaimana nasib chanyeol?? Kemana baekhyun kenapa tiba” ngilang?? Makin penasaran ama chap special nya hehe ditunggu ya chap specialnya jangan lama” oke
    Ini emailku nesyafirda98@gmail.com

    Liked by 1 person

  6. Oalah ternyata temen kecil jisoo itu baek😂kirain v😂 ini antara sedih sama seneng😂akhirnya yul mau nikah sama v tapi nasib cy kasian😂
    Oya kalo ngirim pw selain lewat email bisa ga? Aku lagi lupa pw email😢 dan hp lagi rusak😢 gimana dong?😢

    Liked by 1 person

Leave a comment