다이너마이트 (Chapter 6)

%eb%8b%a4%ec%9d%b4%eb%84%88%eb%a7%88%ec%9d%b4%ed%8a%b8-5

Dear,
Kwon Yuri , Park Chanyeol

Little,
Kim Taehyung , Kim Jisoo , Byun Baekhyun

Cover and story,
pure mine

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6

HAPPY READING

“Ledakannya lebih besar dari dinamit,”

“Sepertinya…” Yuri mengatakannya. “Sepertinya… Aku menyukai Park Chanyeol…”

Taehyung terbelalak. Bahu Taehyung yang menegang kini melemas. Suatu kenyataan yang baru terpikirkan oleh Kwon Yuri diucapkan begitu saja kepada Kim Taehyung. Yuri menatap Taehyung ragu. Gadis itu menunggu reaksi Taehyung. Anehnya, gadis itu mendapatkan reaksi diam dan ekspresi terkejut dari Taehyung.

“K-Kau… Kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kau katakan?” Taehyung memastikan. Inginnya pemuda itu mendapatkan sebuah gelengan atau hal lain yang mengarah ke arah ‘Tidak’. Tetapi, yang ia dapatkan justru sebuah anggukan singkat.

Taehyung tersenyum pahit. Seorang yang ia sukai justru menyukai orang lain. Tidak, Taehyung tidak hanya menyukai Yuri. Ia mencintai Yuri. Mencintai. Dan sekarang, mengapa takdir begitu kejam membuat Taehyung hanya mampu memendam perasaannya? Selama belasan tahun keduanya bersama, Taehyung telah memendam perasaannya kepada Kwon Yuri. Ia tidak percaya ia akan terus memendamnya hingga saat ini.

“Pilihan yang bagus,” ujar Taehyung di sela rasa sakit yang menghujam hatinya. “Kau pantas bersanding dengan Park Chanyeol. Aku mendukungmu Yuri, semoga Chanyeol menyukaimu juga.”

Mendengar perkataan Taehyung, Yuri menunduk. “Tidak, sepertinya aku hanya bisa menyukainya.”

Taehyung menatap Yuri bingung, “Apa maksudmu?”. Yuri menatap Taehyung murung. Saat gadis itu menatap Taehyung, Yuri merasa aneh dengan raut wajah pemuda hiperaktif itu.

“Dia menyukai orang lain,”

Mendengar hal tersebut, Taehyung merasa lega. Sekaligus, pemuda itu merasa iba. Sedari dulu, Taehyung tidak ingin melihat gadis yang dicintainya bersedih. Kwon Yuri bersedih. Bersedih karena menyukai orang lain. Lantas, apa mungkin Taehyung harus mengatakan yang sebenarnya juga?

Di sini, posisi keduanya sama. Taehyung mencintai Yuri. Taehyung ingin memiliki hati gadis itu. Hati gadis yang selama ini selalu bersamanya. Akan tetapi, mengapa hati gadis itu mulai tertuju pada orang lain? Ia ingin, hati gadis yang berada di hadapannya ini hanya ada untuknya.

“Dia menyukai Kim Jisoo.” Satu hal lagi yang membuat Taehyung terkejut. Setelah pernyataan rasa suka Yuri kepada Park Chanyeol, kini pemuda itu dikejutkan oleh kenyataan bahwa Park Chanyeol menyukai Kim Jisoo.

“Kau harus beristrahat Yuri, kuantar kau pulang.”

Park Chanyeol mengerjapkan sepasang matanya. Sinar mentari berhasil menusuk dinding kelopak matanya untuk membuka. Satu tirai di kamarnya telah terbuka. Park Chanyeol tahu, siapa yang membuka tirai itu di pagi hari.

Ah, kau sudah bangun Chanyeol? Cepatlah, bibi Lee membuatkan makanan kesukaanmu.” Minseok berlalu setelah mengatakannya. Chanyeol melenguh pelan, ia memposisikan dirinya duduk di atas tempat tidur.

Ia baru saja terlelap selama tiga jam, sebentar lagi ia harus melaksanakan syuting lagi. Tungkainya bergerak pelan menuju ke arah kamar mandi. Sebuah sikat gigi dan pasta gigi berada di kedua genggaman. Kebiasaannya di pagi hari. Ia menatap cermin dalam diam.

Tiba-tiba saja Chanyeol tersenyum. Ia teringat dengan adegan semalam. Di saat ia mencium pipi Jisoo. Chanyeol tersenyum senang. Ia mencium pipi seorang yang disukainya. Beginikah yang namanya suka? Meski ada beberapa hal yang membuat pemuda itu harus berpikir dua kali, tetapi pemuda itu menyakinkan dirinya bahwasanya benar-benar menyukai Kim Jisoo.

“Kurasa aku mulai gila, Kim Jisoo…”

Chanyeol melahap sarapannya seperti biasa. Begitu juga dengan Minseok yang kerap menilik ke arah gadget-nya. Chanyeol tersenyum sendiri saat ia mengunyah makanan. Tentu saja, hal yang membuatnya tersenyum ketika mencium pipi Jisoo semalam. Chanyeol nampaknya hampir gila hanya karena adegan tersebut. Dan Chanyeol akui, dialog miliknya bukan hanya sekedar dialog. Melainkan perasaannya yang sesungguhnya kepada Kim Jisoo.

“Chanyeol, kurasa aku harus membawamu ke dokter saat ini juga. Kau terlihat menyedihkan,” Chanyeol berjengit setelah Minseok mengatakannya. Menyedihkan? Chanyeol tidak mengerti dengan apa yang Minseok maksud.

“Maksud hyung?

Minseok tersenyum simpul, ia baru saja meneguk habis jus jeruknya. “Sejak semalam, kau tersenyum sendiri seperti orang gila. Aku takut jika kau memang gila,” Chanyeol berdecak disertai gelengannya.

“Aku tidak gila hyung, itu hanya perkiraanmu saja.”

Minseok mendegus pelan, “Terserahmu saja Park Chanyeol, sekarang cepat habiskan makananmu dan bersiap untuk pergi ke lokasi syuting. Mereka menunggumu sejak lima menit yang lalu,”

Aish, mereka pikir aku tidak butuh istirahat?” Chanyeol meneguk jus-nya dengan cepat. “Aku membutuhkan istirahat agar penampilanku baik, mereka menyebalkan.”

Yuri memejamkan matanya sejenak. Tentu ditemani dengan keberadaan seorang Byun Baekhyun di sampingnya. Semalam, Yuri tidak terlelap dengan baik. Setibanya di rumah pukul dua malam, ia mendapat telepon dari sang ibu. Yuri terlelap tepat pukul tiga. Kemudian, ia harus dikejutkan oleh kedatangan Baekhyun yang secara mengejutkan di rumahnya pukul empat lebih dua puluh menit.

Semalam, Baekhyun menginap di rumah Yuri dikarenakan kunci rumahnya hilang dan kunci rumah yang lainnya berada pada genggaman adiknya. Adik Baekhyun dalam perjalanan pergi camping. Maka, dengan sangat terpaksa pemuda itu harus menginap di rumah Yuri. Sebelum pergi ke rumah Yuripun, Baekhyun sempat tertidur di depan rumahnya seperti orang hilang.

Pada akhirnya, kedua orang tersebut dalam keadaan mengantuk saat ini. “Nona? Maaf mengganggu, tapi aku harus meriasmu sekarang.” Mendengar penata rias-nya berbicara, Yuri membuka matanya perlahan. Ia masih mengantuk dan membutuhkan tidur lagi setidaknya satu atau dua jam. Itu akan sangat baik.

“Apa kau bisa melakukannya ketika aku tertidur? Aku benar-benar lelah, semalam tidurku terganggu karena suatu hal.” Di akhir kalimatnya, Yuri melirik ke arah Baekhyun yang senantiasa dalam posisi mata terpejam.

Penata rias tersebut menganggukkan kepala. Yuri memejamkan matanya kembali, sementara penata rias-nya sibuk memberikan sentuhan-sentuhan lain pada wajahnya. Dengan cara seperti ini, setidaknya ia bisa melakukan syuting lebih baik. Ia akan tertidur sebentar, hanya sebentar.

Ketika kedua matanya terpejam dengan damai, ia mendengar sebuah suara berat milik seorang yang semalam memporak-porandakan pikirannya. “Yuri, aku ingin meminta tolong.”

Itu suara Park Chanyeol, batinnya bergumam.

“Hmm,” Yuri tetap memejamkan matanya dan bersikap sebaik mungkin. Ia tahu bahwa penata rias-nya saat ini sedang pergi karena perintah Chanyeol. Bagaimanapun, Chanyeol tidak mungkin membiarkan adanya kehadiran orang lain pada masalah pribadinya.

“Bisa kau memberitahuku nomor telepon Kim Jisoo?”

Sakit. Tentu saja Yuri merasakannya. Di saat Chanyeol menanyakan sesuatu yang membuat hatinya gundah. “Aku tidak memilikinya, tanyakan saja sendiri. Jika kau lelaki, kau akan bertanya kepadanya, bukan kepada orang lain.”

Mendengar perkataan Yuri, Chanyeol berpikir sejenak. Ia menatap Yuri. Kemudian, tanpa memberitahu apapun, pemuda itu melenggang pergi. Kelopak mata gadis itu terbuka. Ia tahu bahwa Chanyeol baru saja pergi. Ia merasa… Kecewa?

“Asal kau tahu Chanyeol, teman masa kecilmu selama satu tahun itu…” Yuri bergumam pelan. “…Aku.”

Adegan ke-limabelas. Adegan Kwon Yuri bersama dengan Park Chanyeol di pantai. Yuri mengembuskan napas berulang kali untuk mengatasi kegugupannya. Satu adegan lagi dengan Park Chanyeol setelah ia menyadari perasaannya. Park Chanyeol, hanya dengan memikirkan namanya membuat pipi Yuri memanas.

“Kau terlihat cantik Yuri, akan lebih cantik bila kau tersenyum saat berbicara denganku.” Yuri mencibir pelan. Byun Baekhyun selalu seperti itu. Membuatnya kesal tanpa ragu dan tidak peduli dengan gerutuan Yuri mengenai dirinya.

“Khayalanmu itu, benar-benar mengejutkan Byun Baekhyun. Terima kasih atas pujiannya,” Yuri menggerakkan tungkainya. Ia berada di samping produser dan bertanya tentang bagian pantai mana yang akan terekam. Beberapa detik setelah itu, Chanyeol bersiap dengan pakaian kasual dan rambutnya yang mengarah ke belakang menjadikan pemuda itu tampak dewasa.

Sejenak, Yuri mengakui bahwa dirinya terpaku oleh ketampanan Park Chanyeol saat ini. Bahkan ia berulang kali mengucapakan rasa terima kasih-nya kepada Tuhan atas kehadiran seorang Park Chanyeol di dunia.

Tidak lama setelah mendengarkan penjelasan produser Kim, keduanya bersiap di tempat. Yuri berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya saat ini. Ia akan melakukan adegan. Bersama Park Chanyeol.

Adegan di mulai.

Yuri menatap pantai kala senja menyapa disertai deburan ombak dan semilir anginnya. Yuri mengenakan dress hijau gelap selutut bermotif bunga putih, kemudian ia mengenakan jaket putih sebagai luarnya. Mengenakan alas kaki biasa, surai cokelatnya pun menari indah karena terpaan angin.

Di belakangnya, seorang Park Chanyeol berjalan dengan heran. Sehingga memungkinkan pemuda itu untuk menghampiri Yuri yang terdiam di mulut pantai. Di belakang kamera, Kim Jisoo menatap keduanya tidak suka. Ia membenci hal seperti ini. Sekalipun hanya sebuah drama, Jisoo tidak suka melihat seorang Park Chanyeol akan bersama dengan Yuri.

Baekhyun menatap Yuri takjub. Gadis bermarga Kwon itu sangat cantik. Penampilan alami-nya menghipnotis Baekhyun saat ini. Baekhyun membayangkan bahwa dirinyalah yang saat ini menggantikan peran milik Park Chanyeol.

Kemudian, tanpa semuanya sadari. Seorang pemuda berpakaian serba tertutup melihat adegan Yuri dan Chanyeol dari balik pohon besar yang tidak jauh dari titik lokasi.

K-Kau?” Yuri menoleh setelah Chanyeol mengatakan dialog pertama dari naskah yang ditentukan. Rasanya Yuri ingin tertawa melihat ekspresi bingung yang sengaja Chanyeol buat demi mendukung kelangsungan adegan.

Kenapa kau… Berada di sini?” Chanyeol melanjutkan.

Yuri menciptakan ekspresi tidak sukanya kala mendapati kehadiran Chanyeol. Sesuai dengan naskah. “Seharusnya aku yang bertanya, siapa kau?

Chanyeol mencibir, “Dasar! Apa kau tidak mengingatnya?” Yuri memutar bola matanya malas, kemudian mengendikkan bahu malas. Sekalipun ia berhadapan dengan Park Chanyeol, ia harus mendahulukan aktingnya. Jujur saja, hatinya berteriak senang saat ini.

Ah! Tunggu sebentar… Kau yang saat itu menumpahkan kopi ke bajuku ‘kan?” Chanyeol menatap Yuri tidak terima.

Itu bukan kesalahanku nona, itu kesalahanmu karena tidak melihat jalan.

Yuri berkacak pinggang, “Jangan berusaha untuk menyalahkan seseorang, jelas-jelas itu kesalahanmu. Jadi, jangan mencoba untuk menyalahkanku. Atau kau akan tahu akibatnya,

Chanyeol berdecak, “Aku tidak peduli, teruslah berbicara seperti itu nona.

Yuri bersidekap. Ia memutar tubuhnya kembali menghadap ke arah pantai. Dalam pikirannya, ia memikirkan mengenai dialog apa lagi yang harus ia katakan. Untungnya, ingatan Yuri saat ini tengah bagus-bagusnya. Jadi, Yuri akan cepat mengingat.

Untuk‒

Untuk‒

Bersamaan. Timing yang tepat, serta nilai plus karena ia rasa ia tidak perlu mengulang kembali adegan kali ini. Yuri tidak ingin mengulang. Dari awal ia tidak ingin mengulang segala adegan yang berhubungan dengan Park Chanyeol. Melakukan adegan bersama Park Chanyeol membuat jantungnya tidak bekerja dengan semestinya.

Chanyeol berdeham. “Kau dulu,

Untuk apa kau datang ke tempat ini?” Yuri bertanya, masih dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

Apa tidak boleh? Ini pantai, tempat umum.

Yuri membiarkan kedua tangannya menggantung di kedua sisi tubuhnya. “Ini kawasanku, setiap hari aku selalu menjaga pantai ini bersama dengan keluargaku. Ini pantai khusus tuan, ini bukan tempat umum seperti yang kau pikirkan.

Great!

Pikiran Yuri saat ini berjalan lancar. Kata-katanya persis seperti yang tertulis di naskah. Well, mimpi apa gadis itu semalam?

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian ia menatap Yuri dengan ceringan khasnya. Yuri terperangah. Tatapan Park Chanyeol yang diam-diam menghayutkan, akhirnya ia melihatnya secara langsung.

Maaf, tapi aku hanya ingin mencari ketenangan. Aku baru saja mengantar temanku pulang, aku tidak tahu jika ada tempat seindah ini di sini. Maka dari itu, aku berhenti sejenak. Lagipula, aku ingin melihat senja secara langsung di pantai. Kuharap kau mengijinkan kunjunganku saat ini,” Chanyeol yang profesional, semua tahu itu. Kata-katanya sama persis dan hebatnya Chanyeol mampu mengingat semua itu dengan baik. Berbeda dengan Yuri yang terkadang menambah atau bahkan mengurangi kalimat.

Baiklah, aku mengijinkanmu untuk berkunjung ke sini.” Yuri beralih pandang.

Ah, benarkah? Kalau begitu, boleh tidak suatu saat nanti aku membawa kekasihku ke tempat ini? Aku ingin memberitahunya bahwa ada tempat seindah ini.” Chanyeol menampakkan wajah berharapnya.

Yuri ingin menolak, bila hal tersebut benar-benar terjadi di dunia nyata. Namun, selagi ini hanya akting, Yuri harus mengikuti alur sebaik mungkin. Atau ia akan mengulangi adegan ini lagi. “Iya, bawa saja kekasihmu itu ke sini dan jika kau akan menikah, kau bisa mengambil pemotretan di tempat ini. Pemandangannya benar-benar indah,

Yuri meringis pelan. Lidahnya terasa kelu. Hanya dalam akting, Yuri menganggap semua ini seolah seperti kenyataan. Bisa bahaya bila benar-benar terjadi.

Eh, tapi aku baru saja mengutarakan perasaanku yang sebenarnya kepadanya kemarin lusa. Tidak mungkin aku akan menikah dengannya secepat itu, aku masih terlalu muda untuk menikah.” Yuri mengangguk mengiyakan.

Baiklah, kapan-kapan saja kalau kau akan benar-benar menikah. Pantai ini sangat cantik untuk dijadikan latar belakang foto pernikahan. Setiap harinya, banyak keluarga yang meminja ijin kepada keluargaku untuk mengambil foto pernikahan di sini.” Yuri menjelaskan sebaik mungkin.

Kalau begitu, maukah kau memberiku tur singkat mengenai bagian dari pantai ini? Pantai ini benar-benar menakjubkan,” Chanyeol bertanya. Yuri memiringkan kepalanya empat puluh lima derajat. Kemudian ia mengangguk, “Baiklah, aku akan memberimu tur singkat.

Tapi,

Senyum di wajah Chanyeol memudar, “Apa?

Sebagai ganti rugi karena kau telah menumpahkan kopi ke bajuku dan kau meminta tur singkat ini, maka kau harus mentraktirku makan siang besok. Kau berada di jurusan musik ‘kan? Kebetulan sekali jadwal tariku besok sama dengan jadwalmu. Bagaimana? Setuju?” Yuri sedikit mencondongkan tubuhnya.

Dan secara tidak langsung kau yang membuatku seolah aku yang bersalah atas tumpahan kopi itu,” ujar Chanyeol dengan ekspresi datarnya.

Yuri mengangguk mantap. “Memang seperti itu ‘kan?

Baiklah, aku akan mentraktirmu besok. Sudahlah, katanya kau ingin memberikan tur singkat.

Iya iya, sabar sedikit tidak bisa? Aish, lelaki memang menyebalkan!

Cut!

Yuri dan Chanyeol mengembuskan napas lega. Adegan yang mereka laksanakan telah berakhir. “Bagus, kurasa tidak perlu mengulangnya lagi. Ekspresi dan pengucapannya, kalian bagus sekali dalam melakukannya. Sekarang kalian bisa ber-istirahat sejenak.”

Yuri dan Chanyeol menunduk untuk mengungkapkan rasa terima kasih. Yuri berterima kasih dalam hati kepada Tuhan. Karena ia tidak perlu bersusah payah untuk mengulang adegan bersama dengan Park Chanyeol. Kini ia meletakkan telapak tangannya tepat di jantung. Berdebar lebih cepat dari yang Yuri pikir.

“Aktingmu bagus sekali Yuri, sekali take! Hebat, tidak salah jika kau menjadi aktris yang sangat dipopulerkan oleh banyak orang.” Baekhyun menyanjung gadis itu. Yuri menatap Baekhyun disertai anggukan pasti.

“Aktingku memang hebat Byun Baekhyun, kau baru tahu?”

Baekhyun mengerucut kesal. Inginnya menyanjung, tetapi gagal karena Yuri memang tidak menyukai keberadaannya. Sisi positifnya, Baekhyun menganggap apa yang Yuri lakukan saat ini karena Yuri membutuhkan teman untuk berdebat. Maka dari itu, Baekhyun senantiasa bersabar saat menjadi manager gadis itu.

“Setelah ini, akan ada break sekitar dua jam. Kau ingin pergi ke mana?” Baekhyun bertanya setelah menatap jam tangannya. Yuri berpikir. Break. Apa yang harus ia lakukan? Ia bingung…

“Sepertinya kau membutuhkan makan,” saran Baekhyun memang benar. Yuri mengangguk lekas menata barangnya yang keluar dari tas.

“Kau benar, bagaimana jika kita mencari makan sekarang? Setelah adegan ke-limabelas ‘kan? Adegan ke-limabelas bukan untukku, kita harus meminta ijin kepada sutradara Kim.” Ajak Yuri sembari menyentuh perutnya yang baru saja mengeluarkan bunyi.

Saat itu juga, Baekhyun tersenyum senang.

Chanyeol menatap Jisoo‒lamat. Sementara gadis yang berada di hadapannya menampilkan senyum manisnya. Jisoo bahkan tidak tahu. Mengapa seorang Park Chanyeol memanggilnya di saat break, kemudian membawa cukup jauh dari titik lokasi syuting. Gadis itu tentu sangat senang. Park Chanyeol memanggilnya? Demi Tuhan, ia senang sekali.

“Ada apa, Park Chanyeol?” Jisoo menyuara. Jika tidak, mungkin keduanya akan terdiam selama kurang lebih satu jam. Chanyeol menggaruk tengkuknya. Dapat dipastikan jika pemuda itu benar-benar gugup saat ini. Pula, lidahnya terasa kelu untuk bertanya.

“A-Aku…” Chanyeol terbata. “Ah, sebenarnya… Aku ingin meminta nomor teleponmu, Jisoo.” Chanyeol menatap Jisoo dengan penuh harap.

Sementara gadis itu mematung di tempat. Park Chanyeol meminta nomor teleponnya. Rasanya Jisoo tengah bermimpi saat ini. Ia tidak percaya. Aktor kesayangannya meminta nomor teleponnya, sebuah keajaiban. Hati Jisoopun berteriak senang.

“Bila kau mengijinkan,” Chanyeol mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Ponsel. Chanyeol menyerahkan ponselnya, Jisoo menerima dengan senang hati. Jangan abaikan juga senyum manisnya saat ini.

Jisoo menatap ponsel milik Park Chanyeol dan si pemilik secara bergantian. Gadis itu masih tidak percaya. Bahkan, ponsel seorang Park Chanyeol saat ini berada di genggamannya. Rasanya benar-benar seperti mimpi. Mimpi indah yang tidak ingin Jisoo sudahi. Tanpa perlu menunggu lama, Jisoo mengetikkan nomor teleponnya dan menyimpannya dengan kontak bernama ‘Jisoo Kim’. Chanyeol tidak mampu menahan senyum bahagianya untuk tidak keluar. Chanyeol tersenyum. Akhirnya pemuda itu mendapatkan nomor telepon Kim Jisoo.

Hari demi hari kian berlalu, syuting yang Yuri laksanakan telah menempuhhari kesebelas. Lelah, tentu saja gadis itu merasakannya. Belum lagi saat ia melihat kedekatan Park Chanyeol dengan Kim Jisoo saat berada di lokasi syuting. Sakit. Yuri menyukai Chanyeol. Di saat Chanyeol menyukai gadis yang lebih baik darinya. Kim Jisoo.

Bahkan Yuri berpikir bahwa keduanya saat ini mungkin menjalin hubungan. Park Chanyeol dan Kim Jisoo. Siapa yang mampu menepis kenyataan bahwa mereka adalah pasangan yang sempurna. Tentu saja tidak ada. Mereka benar-benar sempurna.

Park Chanyeol, tampan.

Kim Jisoo, cantik.

Park Chanyeol, berbakat.

Kim Jisoo, sama berbakatnya.

Park Chanyeol, aktor berprestasi.

Kim Jisoo, aktris pandai.

Kwon Yuri? Yuri ragu untuk membandingkan namanya dengan Kim Jisoo. Selama ini gadis itu menganggap Kim Jisoo sebagai adik kandungnya. Tetapi mengapa Jisoo berubah setelah kepergiannya selama dua tahun, merupakan sebuah pertanyaan yang saat ini masih sangat membingungkan.

Yuri menggerakkan tungkainya perlahan di atas trotoar. Pukul dua malam. Lebih larut dari hari sebelumnya. Baekhyun dengan terpaksa tidak bisa mengantarkan Yuri pulang dikarenakan oleh Yoon Jeonghan –yang memintanya untuk kembali ke gedung agensi.

Lagipula, saat ini ia akan bertemu dengan seseorang. Siapa lagi jika bukan‒

“Kwon Yuri!”

“Kim Taehyung?”

‒ya, pemuda itu.

“Aku tidak menyuruhmu untuk melepas masker Kim Taehyung, dan apa yang kau lakukan? Selagi tidak mengenakan masker, kau memilih untuk berada di luar cafe dan menyerukan namaku? Kau ceroboh Kim Taehyung,” Taehyung hanya mampu tersenyum simpul. Ia menatap Yuri dengan kepala yang bertumpu pada satu tangan.

“Itu karena aku merindukanmu,” Yuri menatap Taehyung seraya tersenyum. Di saat gadis itu dilanda kesibukan yang tiada henti, Kim Taehyung memang selalu ada untuknya.

“Ya ya, bagaimana dengan drama terbarumu? Apa peranmu?” Yuri bertanya sembari menyesap kopinya. Taehyung menyandarkan punggungnya. Pemuda itu menguyah kembali beberapa kentang goreng berbumbu miliknya.

“Aku hanya menjadi cameo, aku menjadi saudara Oh Sehun. Sehun menjadi pemeran utama bersama dengan Ahn Yeoreum. Lagipula ini hanya web-drama. Yang penting, tidak terlalu padat dan menyibukkan.” Yuri mengerucut kesal ketika Taehyung menyelesaikan perkataannya.

“Kau mengejekku?”

Taehyung mengunyah kentang goreng-nya lagi. “Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu. Sensitif sekali,” cibirnya.

Yuri tersenyum simpul. Tidak salah jika ia bersama dengan Kim Taehyung saat ini. Semua hiburan yang sangat membantu. “Bagaimana dengan Park Chanyeol?” senyum Yuri memudar.

Taehyung merutuki dirinya. Sangat terlihat bahwa ia tidak ingin menanyakan kondisi pemuda jakung tersebut. “Sepertinya dia berhasil menjalin hubungan dengan Kim Jisoo. Melihat kedekatan mereka saat syuting, aku yakin mereka tengah menjalin hubungan.” Taehyung menatap gadis itu nanar. Ia tahu bahwa Yuri tidak ingin membahasnya.

“Lalu, apa kau masih menyukainya?” pertanyaan Kim Taehyung saat ini berada di luar dugaan. Taehyungpun tidak tahu, mengapa ia menanyakan hal tersebut.

Yuri menatap pemuda itu lamat. “Inginnya tidak, tapi hatiku mengatakan sebaliknya.”

Hati Taehyung terkoyak saat itu juga. Lagi-lagi, kenyataan baru seorang Kwon Yuri yang membuat hatinya menderita. Dari awal Taehyung yang bertanya, maka inilah resikonya. Mendengarkan curahan hati Yuri yang sesungguhnya benar-benar menyakiti kalbu.

“Tidakkah kau ingin menyukai orang lain?” pertanyaan seorang Kim Taehyung memang selalu diluar dugaan. Yuri berjengit, “Sepertinya sulit,”

“Tidak, kau sudah menemukannya saat ini.”

Yuri menatap Taehyung bingung. Taehyung mencondongkan badannya ke arah gadis itu. Menepis jarak terbesar di antara wajah keduanya. Yuri membulatkan matanya. Ia tidak pernah berpikir bahwa Taehyung akan menepis jarak sebesar ini. “Ma-Maksudmu?”

“Ada orang lain yang sangat menyukai‒bukan menyukai, tetapi mencintaimu. Bila kau bersedia untuk mencari pengganti Park Chanyeol di hatimu, kau bisa mencobanya sekarang.” Yuri menaikkan satu alisnya. Sebuah perkataan yang tidak pernah Yuri dengar dari mulut Kim Taehyung.

“Memangnya siapa dia?”

Taehyung semakin memperpendek, dan Yuri berusaha untuk tidak terlalu dekat.

“Yang berada di hadapanmu, sekarang…”

TBC

Yeay! Chapter 6 Clear!
Stay tuned aja di blog ini kalau mau tahu kelanjutannya.

Jangan lupa RCL ya,

See babe~ ©Firda©

14 thoughts on “다이너마이트 (Chapter 6)

  1. Please endingngya harus chanyul dong udah greget liat chanyeol sama yuri di sini, chanyeolll teman masa kecilmu itu yuri bukan jisoo jangan buat yuri sedih dongg 😩

    Liked by 1 person

  2. Ugh tbc ganggu bgt.
    Hhh… Kasihan Yuleon tiap hari harus ngeliat kedekatan CY & Jisoo 😦

    Taehyung baik bgt, slalu ada buat Yuleon.
    Aigoo, Ternyata Taehyung suka sm Yuleon udh lama bgt.

    Hahaha BaekYul moment lucu bgt. Kyaknya Baek butuh perjuangan keras buat bisa disukai Yuleon 😀 Duhh jadi inget moment mereka (BaekYul) waktu nge-MC bareng kemaren hehehe…

    Ditunggu bgt chingu klnjtnnya… ^^

    Liked by 1 person

  3. Taehyung dan baekhyub suka yuri tapi yurinya suka sama chanyeol . Tapi chanyeol kaya org bodoh menyukai jiso . Dan jiso juga suka sama chanyeol ..
    Misal kan taehyung nembak yuri . Terima aja .. Dari pada chanyeol yg gak pasti .

    Liked by 1 person

  4. Yayaya…kim taehyung mengutarakan perasaan ny…seb.dsini aku malah suka moment”ny taehyung sama yuri…sweet gmna gitu…berharap ada yg ngeliat mereka brsama trus pagi ny ad berita heboh ttg mreka…ciahaha…(bkin cerita sendri😆😆😅😅)

    Liked by 1 person

  5. Haiss chanyeol kenapa gk lebih dalem lagi sih nyari tentang teman masa kecilnya ?? -_- yuri aja udah inget kalo teman masa kecilnya itu chanyeol

    Apa chanyeol udah pacaran sama jisoo ?? Mudah-mudahan aja belum

    Baekhyun makin tergila-gila sama yuri wkwk

    Taehyung ngutarain perasaannya ke yuri ??? Huwahhh daebak .. penasaran sama reaksi + balesan yuri buat taehyung 🙂

    Liked by 1 person

  6. Aigoo kasian bgt liat taehyung yg cemburu gtu .. Aku harap yuri sama taehyung aja deh 😄 habis chanyeol nya ga sadar” kalo jisoo itu bukan teman masa kecil nya .. Jafi lebih baik yuleon ama taehyung aja 😃 Move On gtu loh 😄 Omoo suka bgt liat baekkie ama yuleon yg berantem mulu lucu” banyakin moment nya BaekYul ya eon 👌ditunggu next chapt nya jangan lama ya 😄 Fighting 👍💪

    Liked by 1 person

  7. Hai thor aku readers baru disini, baru komen maksudnya 😂 maaf yah thor selama ini siders 😶 Tapi aku di part ini sama selanjut nya bakal komen kok. Menurut ku cerita ini seru, penulisan nya juga bagus dari segi bahasa nya, mudah dipahami.
    Next part aku tunggu gomawo

    Liked by 1 person

Leave a comment