Shadow (Oneshoot)

Shadow

Dear,
Kwon Yuri , Oh Sehun

Cover and story,
pure mine

HAPPY READING

“Aku tidak lebih dari sekedar bayangan”

Eonnie! Cepat!”

Dua orang gadis memasuki sebuah gedung megah yang sangat ramai di datangi oleh masyarakat luas. Gadis yang mengenakan dress selutut merajut langkah secepat mungkin, bahkan hampir berlari kecil. Sedangkan gadis yang satu lagi berada di belakang dengan menenteng kantung plastik berisi beberapa makanan.

Mereka bergegas pergi ke backstage dimana para artis yang akan tampil di televisi tengah menunggu dan mempersiapkan semuanya. Dua orang bertubuh kekar menghentikkan langkah keduanya. Keduanya saling bertatapan dan tidak tahu harus melakukan apa. Gadis yang membawa kantung plastik tersebut mendekat ke arah salah satu penjaga dengan beberapa argumen yang telah dipersiapkan.

Ya! Kami membawa makanan bagi anggota Mi-”

Eonnie!

Yuri menghentikkan kalimatnya ketika Seohyun berseru kepadanya. Yuri menggigit bibir bawahnya, ia hampir mengatakan hal tersebut di saat banyak sekali orang yang berlalu lalang. Dan seorang pemuda datang menyelamatkan keduanya.

“Mereka asisten pribadi kami, tolong ijinkan mereka masuk” mendengar perkataan pemuda tersebut, salah satu penjaga menganggukan kepalanya dan memberi jalan bagi keduanya.

Yuri melangkah dengan senang, diikuti Seohyun di belakangnya dengan tersenyum manis. “Chanyeol? Aku membawakan makanan kesukaanmu”

Park Chanyeol menoleh dengan seutas senyuman. “Baiklah, kau yang memasak?”

Yuri menggeleng pelan, “Tidak, aku membelinya”

“Kau tidak ingin apartemen Yuri eonnie hancur ‘kan, Chanyeol oppa?” Chanyeol menatap gadis feminim di belakannya dengan seutas senyum simpul. Sedang yang dimaksud terlihat kesal dengan menggerutu kesal.

“Aku bisa memasak Seohyun, hanya saja aku tidak ingin menunjukkan bakat terpendamku begitu saja. Aku takut akan ada banyak lelaki yang semakin menyukaiku” Seohyun dan Chanyeol yang mendengarnya hanya mampu terkekeh dan tidak ingin menanggapi perkataan Yuri yang selalu bersikap sedemikian.

“Tapi, ada banyak lelaki yang menyukaimu eonnie…” ucap Seohyun melirik ke arah permuda yang berada di samping Yuri.

“Jangan bercanda Seohyun, aku ini tidak anggun sepertimu dan sama sekali tidak cantik. Mana mungkin ada banyak lelaki yang menyukaiku. Ada-ada saja…” lantas langkah Yuri semakin tercipta serta meninggalkan kedua orang yang tengah terkekeh pelan.

 

Pandangan Yuri meneroka untuk mencari sebuah ruangan yang bertuliskan boygroup kesayangan. Maniknya berbinar ketika ia mendapati nama boygroup tersebut dan mengetuknya pelan. “Siapa?” seseorang berseru dari dalam. Dan Yuri mengetahui dengan baik suara siapa itu. Yuri tersenyum hanya dengan mendengar suara orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Tanpa perlu menunggu lebih lama lagi, Yuri membuka pintu tersebut dengan kepala yang menyembul dari balik pintu terlebih dahulu.

“Hai?”

Mendengar suara gadis itu, beberapa orang yang berada di ruangan itu menoleh ke arah pintu. Yuri menampilkan senyum manisnya ketika para lelaki yang berada di ruangan itu menyambut Yuri dengan baik.

Oh! Yuri? Masuklah!” dengan ramah, Yuri menerima ajakan seorang Byun Baekhyun.

“Sendiri?” Yuri menggeleng ketika seorang Lee Taeyong bertanya. Yuri meletakkan kantung plastiknya di meja tengah. “Tidak, Seohyun bersamaku. Dia sedang bersama Chanyeol saat ini. Dan aku membawakan makanan untuk kalian”

Mendengar kata makanan, kelima lelaki tersebut lantas merapat. Tidak dengan seorang pemuda yang berada di pojok dan memilih untuk berhadapan dengan cermin.

Oh, Sehun? Kau tidak ingin makan? Ada baiknya kau mengisi perutmu dengan makanan sebelum tampil. Kudengar kalian belum makan sedikitpun dari tadi pagi” ujar Yuri pada seorang Oh Sehun yang tetap memandang cermin dan memilih untuk menatap Yuri beserta anggota lain dari pantulan cermin di hadapan-nya.

Saat itu, Seohyun dan Chanyeol datang. Chanyeol segera bergabung dengan anggota lain untuk makan. Seohyun duduk di samping Yuri yang tengah memandang Sehun. Seohyun mengikuti arah pandang Yuri dan tanpa disengaja, tatapannya terkunci oleh tatapan Sehun.

“Aku akan memakannya nanti Yuri” kata Sehun beranjak dari duduknya, meletakkan ponsel pada saku pakaian yang dikenakannya. “Seohyun, ada sesuatu yang harus kau jawab. Ikut aku!”

Mendengar hal tersebut, Seohyun lantas berdiri serta mengikuti Sehun yang pergi entah kemana. Yuri terdiam, tertunduk dengan perasaan aneh. Tanpa gadis itu sadari, seorang Park Chanyeol mengurungkan niat untuk memasukkan sesuap nasi ke mulut sembari memandangnya. Timbul perasaan ragu ketika Chanyeol hendak menghampiri Yuri dan bertanya mengenai sesuatu.

Alhasil, Yuri beranjak pergi keluar dari ruangan tersebut tanpa bersuara.

Dalam semilir angin malam di atap gedung membuat kedua insan yang saling berdiam diri tersebut mulai goyah. Suasana yang sebelumnya benar-benar hening kini sedikit teratasi dengan adanya dehaman singkat dari seorang Oh Sehun. Serta pendukung atas gangguan tenggorokan yang tengah dialami Seohyun.

“Ada apa, Sehun?”

Sehun menoleh diiringi guratan-guratan halus pada keningnya. Suara serak Seohyun membuat ekspresi Sehun sedikit berbeda dari sebelumnya.

“Apa kau sakit?” Sehun berbalik tanya dengan raut wajah kekhawatiran yang cukup terlihat meski tidak sepenuhnya. Seohyun tertunduk pelan, tatapan mata Sehun benar-benar menghipnotis. Seohyun menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Sehun.

Sehun mendegus pelan setelah Seohyun menggeleng. Entah mengapa, Sehun benar-benar merindukan gadis yang merupakan teman dari sahabatnya itu. Dan Seohyun hanya mampu memandang Sehun dengan tatapan bingung.

“Ada yang ingin ku tanyakan padamu” Sehun menatap Seohyun begitu lamat. Hati Seohyun bergetar ketika tatapan itu menerkamnya lagi.

“A-Apa?” gadis itu hanya mampu tertunduk. Ia tidak ingin menatap Sehun. Menatap Sehun sama dengan mengijinkan dinding di hatinya runtuh.

“Kenapa kau menolakku? Apa kau tidak memiliki perasaan yang sama sepertiku? Meski hanya sedikit?” Seohyun telah menduga jika pertanyaan seperti itu akan terlontar dari mulut Sehun. Gadis itu sedikit mendongak, mengingat tinggi Sehun yang melampaui dirinya.

“Maaf Sehun, tapi aku tidak memiliki perasaan seperti itu padamu. Lagipula masih ada banyak gadis yang menyukaimu dengan segenap hati. Jika kau ingin bertanya mengenai hal itu, kumohon jangan panggil aku hanya untuk pertanyaan semacam itu Sehun..” Seohyun hendak berbalik dan meninggalkan Sehun. Namun dengan sigap Sehun membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

Seohyun terkejut, namun ia tidak mampu berbuat apapun karena Sehun memeluknya sangat erat. Sehingga Seohyun membiarkan Sehun memeluknya dalam terpaan angin malam yang cukup dingin. Bahkan Seohyun akui, pelukan Sehun benar-benar menghangatkan.

Dengan sebuah kesadaran yang utuh, Yuri melihat sebuah peristiwa yang seharusnya tidak ia lihat. Hal tersebut membuat hati Yuri bergetar, bahkan gadis itu bisa saja menangis jika ia tidak mengatur emosinya sebaik mungkin. Yuri tidak pernah menduga hal seperti ini akan terjadi. Jika saja ia tidak mengkuti Seohyun saat keluar, mungkin ia akan berada dalam situasi yang tidak baik selamanya.

Sehun mencintai Seohyun.

Namun pada hal ini Seohyun tidak dapat mencerna perasaannya dengan baik. Tidak seperti Yuri yang telah mengerti kemana arah hatinya tertuju. Hatinya tertuju pada seorang Oh Sehun. Namun pemilik hati yang sebenarnya dari seorang Oh Sehun hanyalah Seohyun semata.

Selama menjalin hubungan sebagai sahabat bersama dengan Sehun empat tahun belakangan ini, Sehun tidak pernah menyukai seorang gadis. Meski gadis itu sangat cantik dan berbakat. Akan tetapi, sekali pemuda itu mencintai seorang gadis, maka pemuda itu akan mengukir dengan baik nama gadis itu di hati serta jiwanya.

Ini yang paling Yuri takuti. Sehun mencintai Seohyun. Dan nama gadis itu telah terukir dengan baik di hati serta jiwa Sehun. Tidak mungkin bagi Sehun untuk melepas gadis itu semudah yang ia pikirkan. Terlebih, tidak mungkin bagi Yuri untuk memasuki hati Sehun melalui celah sekecil apapun. Hati Sehun telah tertutup bagi siapapun dan hanya terbuka lebar bagi Seohyun.

Lalu, apakah Yuri harus melupakan Sehun semudah yang dibayangkan?

Tidak melihat seorang Oh Sehun dalam beberapa menit sudah membuat gadis itu gila. Bagaimana mungkin jika gadis itu harus melupakan nama Oh Sehun dalam hati dan pikirannya, sementara ia tidak bisa hidup tanpa pemilik nama tersebut.

Haruskah Yuri jatuh ke tangan seorang Park Chanyeol?

Pemuda yang baru-baru ini telah mengutarakan perasaannya kepada Yuri tanpa ragu. Meski gadis itu telah menolak dan mengatakan secara langsung jika ia menyukai Sehun. Chanyeol bukan tipe lelaki yang sering berputus-asa. Ia akan melakukan segalanya demi apa yang diinginkannya. Hingga sampai saat ini hanya sebuah pertemanan yang mendominasi keduanya.

Tanpa terasa air mata Yuri telah terjatuh dengan sendirinya. Sesak di dadanya semakin terasa ketika pelukan keduanya kian mengerat. Seohyun yang kini tidak memberontak dan Sehun yang memberikan kehangatan dari pelukannya. Ingin sekali, sangat ingin bagi Yuri untuk menggantikan posisi Seohyun saat ini dan menghentikan waktu.

Akan tetapi ekspetasinya terlalu tinggi, juga hal tersebut tidak akan terjadi. Yuri tidak sanggup untuk menahan isakannya, maka ia hendak pergi dari tempat tersebut. Kendati justru seorang menarik Yuri ke dalam sebuah pelukan. Tanpa berpikir panjang, Yuri segera menumpahkan segala kesedihannya pada seorang pemuda yang kini tengah memeluknya.

Park Chanyeol dengan senang hati menawarkan dirinya untuk menjadi tempat bersedih gadis itu.

Kini Yuri dan Seohyun telah berada pada barisan penonton yang melihat tampilan memukau dari boygroup bernama Mi-Sevenion. Setelah Yuri berhasil menumpahkan segala keluh kesahnya pada Chanyeol, gadis itu bergegas kembali agar tidak menimbulkan kecurigaan apapun. Selang beberapa menit, Seohyun datang dengan Sehun yang diiringi seutas senyuman. Maka saat itu Yuri berpikir jika keduanya telah menjalin sebuah hubungan. Ekspresi wajah keduanya benar-benar menunjukkan hal tersebut.

Yuri tidak melepaskan pandangannya dari seorang Oh Sehun ketika tampil di stage. Sehun benar-benar tampan dan memiliki kharisma tersendiri yang mampu menghipnotis para gadis. Tidak heran jika kebanyakan penonton menyerukan nama Sehun berulang kali. Serta gadis itu menilik ke arah Chanyeol ketika beberapa penonton di belakangnya menyerukan nama Chanyeol.

Chanyeol memiliki pesona yang tidak kalah baiknya dengan Sehun. Memiliki suara yang khas, serta wajah tampan yang sangat menarik, membuat pemuda itu cukup disegani. Namun, hanya Sehun yang sangat Yuri segani keberadaan namanya dalam hatinya.

Eonnie? Kenapa diam?” tanya Seohyun merasa cukup asing dengan tingkah Yuri yang tidak seperti biasanya. Yuri menatap Seohyun lamat, kemudian ia tersenyum dan menggeleng pelan. Kebimbangan selalu melanda hati Yuri kala ia menatap wajah cantik nan polos milik Seohyun. Teman yang satu tahun lebih muda darinya itu selalu membantunya dalam keadaan apapun. Baik sedih maupun senang, dengan senang hati Seohyun selalu membantu. Namun untuk permasalahan hati, Yuri tidak ingin Seohyun membantu seperti biasanya. Karena hal tersebut akan sangat tidak berguna bila dilakukan.

Yuri kembali menatap ke arah stage, penampilan ketujuh pemuda tampan itupun akan berakhir setidaknya beberapa detik lagi. “Eonnie, mendengar suara Baekhyun aku merinding”, suara lembut Seohyun kembali menusuk indera pendengarannya.

“Iya, Baekhyun memiliki suara yang begitu indah. Berbeda dengan si dungu Sehun yang bermodalkan tampang itu” gumam Yuri sekaligus meluapkan rasa kesalnya. Seohyun menoleh ke arah Yuri dengan menautkan kedua alis.

Eonnie, apa kalian bertengkar? Tidak seperti biasanya kau menjelek-jelekkan sahabatmu sendiri seperti itu” Seohyun tersenyum simpul. Yuri mengulum senyum dengan mata terpejam.

“Tidak, kami baik-baik saja” balas Yuri berbohong.

Sahabat?

Benar. Tidak ada dedikat lebih mengenai hubungannya dengan seorang Oh Sehun selain sahabat. Setidaknya ia harus bersyukur karena ia telah menjadi sahabat seorang Oh Sehun selama empat tahun belakangan ini. Daripada ia harus berkumpul dengan para penggemar dan mengandaikan hal yang tidak masuk akal.

Bertengkar?

Bukan fisik maupun persahabatan mereka. Namun batin mereka –lebih tepatnya batin Yuri bertengkar atas perasaannya kepada Sehun. Bahkan Yuri tidak tahu harus bagaimana setelah tangisnya mereda karena keberadaan Chanyeol.

Melupakan Sehun?

Tidak.

Menerima Chanyeol?

Tidak.

Menjauhi Seohyun?

Tidak.

Meninggalkan mereka semua?

Emm-entahlah…

Yuri akan menjadi gadis muda gila baru jika ia terus-menerus memikirkan hal tersebut tanpa henti. Terkadang ada saat dimana ia harus serius dan tidak. Yuri cukup disiplin akal hal itu. Sekalipun gadis itu terkenal dengan perangai yang tidak pantas disebut sebagai peragai seorang perempuan. Kelakuan gadis itu terkadang di luar dugaan. Dan itu cukup masuk akal mengapa Sehun tidak menyukainya. Tapi tidak mungkin bagi Yuri untuk mengubah perangai yang telah melekat dengan jiwanya. Merubah sikap tidak semudah membalikkan telapak tangan. Merubah sikap juga tidak semudah membedakan air dengan sirup yang telah tercampur.

Gadis itu bisa memaklumi Seohyun jika pada akhirnya Seohyun akan terus menyembunyikan kenyataan tentang dirinya dan Sehun pada Yuri. Bahkan sepertinya Seohyun telah mengetahui perasaan terpendam Yuri kepada Sehun.

Eonnie, ayo kita pergi. Mereka akan kembali” dan Yuri hanya mampu menuruti perkataan Seohyun tanpa penambahan kata-kata lain darinya.

Seohyun membuka pintu ketika ketujuh pemuda itu terlihat lelah dan berkeringat. Seohyun duduk di kursi rias yang mengarah ke sofa utama. Begitu juga dengan Yuri yang berada di kursi rias sebelah kanan. Mereka meneguk air mineral yang diberikan oleh pihak penyelenggara dengan cepat. Cukup banyak tenaga yang terkuras serta lelah hari ini kian bertambah.

“Yuri? Saat tampil, aku tidak mendengar sorakanmu” Baekhyun berujar seraya meletakkan botol air mineral-nya. Yuri menatap Baekhyun aneh.

Jongin pun turut berujar, “Iya, aku juga melihat kau tidak bergerak sama sekali. Aku melihatmu enggan untuk berkata dan menyahuti nama kami seperti dulu”. Kini seluruh pasang mata mengarah pada Yuri. Yuri meringis kecil sembari mencari alasan.

Ya! Baekhyun! Mana mungkin kau bisa mengenali suaraku. Penggemar kalian memiliki pasokan suara yang lebih banyak daripada aku. Dan Jongin! Apa selama ini kau mengangumiku? Kau memperhatikan gerak-gerikku, pasti kau penggemar rahasia-ku ya?” dengan ekspresi yang mendukung serta perangai yang telah melekat, perkataan Yuri sukses membuat kedua orang yang bertanya beralih pandang dengan cibiran pelan dari mulut masing-masing.

Dan yang lain terkekeh ketika mendengar argumen tersebut. Batin Yuri bergetar, bahkan Sehun tidak menatapnya sama sekali. Sehun berada pada meja rias paling pojok yang selalu menjadi tempat kesukaannya. Setidaknya ia mampu menutupi suasana hatinya yang menangis daripada ia mengumbarnya dan membuat susah orang lain. Meski seorang Park Chanyeol tahu benar mengenai tingkah Yuri yang berubah saat ini.

“Oia, setelah ini kalian dapat kembali dorm dan tertidur nyenyak. Tidak ada jadwal yang cukup penting di hari selanjutnya. Kalian hanya akan mengunjungi sebuah acara amal bersama dengan para sunbae” ujar Seohyun dengan polosnya.

Mendengar perkataan Seohyun, ketujuh anggota mendegus lega. Jadwal mereka akan sedikit berkurang meski dalam keadaan comeback mini album terbaru. Yuri melirik ke arah Sehun. Pemuda itu tengah memejamkan mata. Meski terlihat lelah, ketampanan Sehun seakan tidak pernah lelah untuk tampak dalam pandangan Yuri. Demi apapun, Yuri tidak bisa melepaskan pandangnya dari sosok Oh Sehun. Sehun benar-benar memikatnya, hingga ia tidak mampu membuka hati kepada pemuda lain.

Sekitar dua puluh menit setelah mereka beristirahat dan berganti pakaian, mereka akan kembali ke dorm dan beristirahat. Seohyun dan Yuri menunggu di luar ruangan dengan sebuah masker yang siap digunakan ketika meninggalkan gedung dan bertemu dengan paparazzi. Sedangkan yang lain tengah mengemasi barang-barangnya.

Joonmyeon keluar terlebih dahulu, diikuti Jongin dan Jaehyun dengan topi hitam kebanggaan. Baekhyun, dengan sebuah earphone dan kacamata hitam berada di belakang keduanya. Taeyong, dengan masker bergambar memperlihatkan dirinya seperti salah satu tokoh dalam anime Tokyo Ghoul. Di susul dengan Chanyeol yang setia pada earphone dan ponsel-nya. Saat itulah Seohyun berdampingan dengan Chanyeol yang telah ia anggap sebagai kakak sendiri. Dan terakhir, yang membuat Yuri menunggu ialah Sehun. Tanpa menggunakan pelindung apapun, pemuda itu merajut langkah serta melupakan kehadiran Yuri yang berada di belakangnya.

Yuri mendegus pelan, pada akhirnya ia akan berjalan sendiri dan mengikuti yang lain seperti anak ayam dengan induknya. Yuri menundukkan kepalanya, ia berjalan sembari menatap sepatu kets ungu kesukaan. Dan entah mengapa, tiba-tiba saja pikirannya melayang entah kemana. Hingga ia tidak memperhatikan jalan dan ia tidak menyadari jika beberapa orang yang kesusahan membawa sebuah properti panggung berjalan ke arahnya.

Grep~

Saat itulah genggaman Sehun terasa. Yuri menatap Sehun lamat, sedang Sehun menatap gadis itu dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. “Perhatikan saja jalanmu, jangan perhatikan yang lain”. Sehun berujar pelan dan kini mensejajarkan dirinya dengan langkah kecil Yuri.

“Terima kasih…” Yuri bergumam pelan, hampir tidak terdengar. Namun Sehun dapat mendengarnya dengan baik sehingga pemuda itu menoleh ke arah Yuri dan tersenyum tipis.

“Tidak perlu mengucapkan terima kasih jika kau tidak ingin. Jangan memaksa, memaksa itu tidak baik” timpal Sehun seraya menenggelamkan tangan di kedua saku jaketnya. Yuri tersenyum simpul ketika Sehun berbicara padanya. Setidaknya hatinya sedikit terobati di saat seperti ini.

“Kau memang mengerti, Oh Sehun…” Yuri memperhatikan langkahnya dengan baik. Di samping-nya, Sehun tersenyum tipis.

“Kau sahabatku selama empat tahun, tidak mungkin aku tidak mengerti bagaimana sifatmu selama ini” pada kalimat tersebut, Yuri harus menahan perihnya lagi. Bahkan seorang Oh Sehun tanpa ragu memberikan sebuah dedikat sahabat bagi Yuri.

“Ya, benar Sehun… Empat tahun, tidak mungkin kau tidak mengerti bagaimana sifatku” gumam Yuri dengan nada aneh. Sehun menatap sepatunya, kegiatan yang sebelumnya Yuri lakukan. Hanya saja pikiran Sehun sangat baik, tidak seperti Yuri.

“Berbicara tentang kebersamaan kita selama empat tahun, bagiku kau terlihat lebih tampan daripada idolaku di Infinite, Kim Myungsoo” Sehun menoleh dengan sedikit antusias. Sedang Yuri tengah membandingkan wajah Sehun yang sekarang dengan seorang Kim Myungsoo dari boygroup Infinite.

“Benarkah?” seru Sehun dengan ekspresi yang lebih baik dari sebelumnya.

Yuri mengangguk mantap, “Dengan rambut hitam-mu ini, kau terlihat lebih tampan. Dibandingkan dengan rambut putihmu yang sangat ku benci itu”. Sehun menaikkan satu alisnya kala Yuri berkata seperti itu.

“Mengapa?” tanya Sehun menghentikkan langkahnya. Yuri ikut berhenti dan menatap Sehun sedikit bingung.

“Entahlah, hanya saja aku tidak menyukainya. Tidak sesuai dengan kepribadianmu, aku menyukai rambut hitam-mu ini. Aku tidak berbohong Sehun” Sehun kembali merajut langkah, begitu juga dengan Yuri yang begitu senang berbicara dengan Sehun.

“Bagiku Yuri, selama empat tahun ini aku tidak pernah melihatmu berkencan. Apa kau tidak merasa kesepian? Sendiri dan hanya bisa menyimpan rasa iri ataupun cemburu ketika melihat pasangan lain. Apa kau tidak ingin berkencan dengan salah satu orang di universitas atau, di sekitar rumah-mu?” pertanyaan seorang Oh Sehun tidak pernah Yuri bayangkan. Seorang Oh Sehun bertanya hal seperti itu kepada Yuri. Apa yang gadis itu dengarkan benar-benar dari mulut seorang Oh Sehun?

“Sehun, kenapa kau bertanya seperti itu?” Yuri berujar pelan. Ia menatap wajah tampan Sehun yang telah dihiasi oleh kacamata hitam.

“Menurutmu? Mengapa aku bertanya seperti itu?” rasanya Yuri ingin melemparkan sesuatu ke kepala Sehun. Seharusnya ia mendapatkan sebuah jawaban atas pertanyaan, namun yang ia dapat ialah pertanyaan atas pertanyaan. Sehun memang cukup pandai untuk membuat Yuri kesal dalam sekejap.

“Sehun, aku serius…” nada bicara Yuri naik satu oktaf dari sebelumnya. Sehun menoleh ke arah Yuri dengan tatapan menghunus di balik kacamata hitamnya.

“Aku juga serius Yuri…” Sehun mengenakan masker dan memasangkan earphone-nya. Yuri yang tidak mengerti ikut mengenakan masker dan penutup kepala-nya. Gadis itu harus bergumul dengan para penggemar dan paparazzi, setidaknya hanya cara itu yang bisa ia lakukan agar pulang dengan selamat.

Keesokan harinya, Yuri membiarkan ponselnya berdering selama beberapa kali. Dengan nama seorang ‘Oh Sehun’ yang mendominasi, setelah panggilan Seohyun sebanyak tiga kali. Yuri memandang keluar dari balkon kamarnya. Seharusnya ia ikut bersama Seohyun untuk menemani anggota Mi-Sevenion dalam menghadiri acara amal. Namun ia mengurungkan niatnya. Setelah percakapannya dengan Sehun semalam, gadis itu benar-benar enggan untuk sekedar melirik Sehun kali ini.

Yuri mengerti mengapa Sehun bertanya padanya tentang berkencan dengan seseorang. Terdapat sebuah pesan dalam perkataan Sehun serta mimik wajahnya telah menunjukkan semuanya.

Sehun mengetahui perihal Yuri menyukainya.

Hal tersebut yang mendorong seorang Oh Sehun utnuk berkata sedemikian. Yuri tidak tahu harus berkata apa. Bahkan setelah menyadari perkataan Sehun dalam kamarnya selamam, hati Yuri serasa sakit dan kecewa. Entah mengapa, ingin rasanya Yuri membunuh Sehun saat ini juga dan membiarkan mayatnya berada di jalanan. Rasa benci menggelayuti benak Yuri sejak ia menyadari arti dari perkataan Sehun.

Meski terjadi sebuah perang batin.

Tidak mungkin bagi Yuri untuk mencari pengganti seorang Oh Sehun. Tidak mungkin juga bagi Yuri untuk menerima Chanyeol ke dalam hatinya. Hatinya telah tertutup rapat bagi Chanyeol, dan hanya terbuka lebar bagi Sehun.

Memikirkan hal tersebut semalaman membuat Yuri tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan rasanya gadis itu ingin mengakiri hidupnya dan berdelusi jika Sehun akan datang kemudian menyelamatnya serta menyatakan cinta kepadanya. Di saat putus asa seperti itu, Yuri masih saja berdelusi aneh mengenai Sehun.

Lantaran membuktikan jika gadis itu tidak bisa hidup tanpa Sehun, pikirannya telah terpenuhi dengan adanya kehadiran Oh Sehun.

“Yuri! Cepat bawa barang-barangmu ke bawah, pesawat akan lepas landas dua puluh menit lagi. Kita harus pergi ke bandara!” suara sang ibu memecah lamunannya. Gadis itu menghembuskan napas pelan seraya berjalan ke arah koper bawaannya.

Sebelumnya, gadis itu meletakkan sebuah kertas pada meja rias-nya. Dan tidak lupa, Yuri mengabadikan suasana kamar kesayangannya tersebut melalui kamera ponselnya. Sebuah ruangan yang telah menjadi tempat berlabuhnya dalam suasana apapun, Yuri tidak akan melupakan kamar kesayangannya ini.

Setelah merasa cukup puas, gadis itu membawa kopernya dan bersiap untuk pergi ke bandara. Hari ini, ia akan pindah ke Paris dan merajut profesi baru sebagai seorang model. Keinginannya sejak kecil, menjadi seorang model yang akan dikenal di seluruh dunia. Ponselnya berdering kembali, nama Sehun tidak bosan-bosannya tertera di layar persegi panjang itu. Lagi-lagi, Yuri tidak menjawab dan enggan untuk menyentuh ponselnya setelah menenggelamkannya pada tas ransel.

Gadis itu memasang earphone-nya dengan volume keras setelah memasuki mobil. Dengan mata terpejam gadis itu menggumamkan nama Sehun dalam hatinya. Berharap Sehun akan datang dan mencegah kepindahannya ini. Namun lagi-lagi, Yuri harus menepis hal tersebut dari pikirannya karena tidak akan terjadi.

“Oh Sehun… Rasanya aku tidak lebih dari sekedar bayangan…”

“Aku hanya mampu mengikutimu tanpa berani melakukan apapun, dan kau tidak menyadari keberadaanku selama ini. Begitu juga dengan perasaanku yang kau anggap sebagai bayang-bayang kesedihan atas diriku…”

END

Mi-Sevenion? Aneh banget ya? Sudahlah, itu grup bentukan baru MT Entertainment #apaansih? Anehbinngawur :v

Mi-Sevenion. Mi (Mission), Seven (Angka tujuh), Ion /?/ (Itu juga dari kata Mission)
Artinya mereka itu tujuh misi dalam dunia hiburan yang harus diselesaikan /?/ #apaan?

Maafkan dakuh yang selalu menistakan Yuri seperti ini :3

Semoga suka dengan ff yang amburadul ini,
Lap yu al!
Bye~ ©Firda©

20 thoughts on “Shadow (Oneshoot)

  1. eonnii salam kenal, aku reader baruuu, suka bgt sam ff iniii.. tapi akhirnyaaa kayak sad ending gt ya hhuhu kasian yul eonii, sehun juga bodih bgt ckckckc… berharap ada sequel atau lanjutan d ff yg iniii aaaaa… lanjut eoni fightiiing

    Liked by 1 person

  2. Baca Ficlet itu menarik, tapi seringan gantung ceritanya. Selalu aja ngarepin sequelnya. Kaya cerita ini bikin penasaran gimana nantinya Yuri, Sehun, sama Seohyun. Kalau Chanyeol apa boleh buat Yuri dah nutup rapat hatinya buat dia.

    Liked by 1 person

  3. sehuuun kau jahat kau kejam 😢 tega banget siiih *kebawaperasaan* ffnya bagus, tapi ini butuh sequel thor baut yulhun bersatu dong *digamparauthor*

    Liked by 1 person

  4. Sequellll nih eonni ceritanya gantung aku pngen yuleon seenggaknya dia happy ending dan dapetin sehun,kalau nggak bisa dapetin sehun ya siapa aja deh yng pnting cocok sama yul.Aduhh yuleon mau pindah ke paris mau jdi model smoga mereka ketemu lgi stelah yul sukses

    Liked by 1 person

  5. perasaan yuri yg tulus malah didiemin aja sama sehun, sehun malah sibuk ngejar seohyun, seohyun yg munafik sama perasaannya ke sehun, dan chanyeol yang udah ngutarain perasaannya ke yuri + dapet tolakan dari yuri .. hahhh cinta segiempat
    butuh banget sequel buat kelanjutan hidup yuri di paris dan kelanjutan hidup percintaannya tanpa bayang-bayang sehun 🙂

    Liked by 1 person

  6. Baiklah!! Yuri dan kebodohannya! Ini beneran menyebalkan. Ughh! Kenapa dia gak membuka hati buat CY aja sih?! Daripada bikin kisruh pembaca yg ngebatin krna perasaan tak terbalaskan kayak gitu..

    Gak tau mau blg apa. Yg terluka bukan Yuri doang. Harusnya dia sadar itu. Jd, drpda dia terus terusan nge-bego-in diri ngarep si tengil Sehun, mending belajar buka hati buat CY. Hihi..

    Liked by 1 person

  7. ku tak rela ini end begitu saja.
    Yang Yuri fikirin tuh apa sih? Kenapa dia gak biarin CY buat masuk ke hati nya.. Oh ampun,, sakit bgt jd Yuri dan impas buat CY, dia bener2 sakit, dan org yang bkin dia sakitpun ngerasain sakit yg lebih juga T__T

    Like

  8. Kenapa harus yuri yg tersakiti 😦 dia udag berusaha ngelakuin apapun buat sehun tapi sehun gak pernah liat dia + perasaan yuri yg terpendam .. sehu cuma mikirin perasaan cintanya ke seohyun

    Mending yuri nerima chanyeol .. daripada terus-terusan cinta sama sehun tapi gak dapet balasan sama sekali

    Seohyun kenapa gak terima sehun ? Apa karena tau perasaan yuri ke sehun

    Butuh sequel banget eonni 😦

    Like

Leave a comment