[BangtanYul Series] A Letter (Ficlet)

A Letter

Dear,
Kwon Yuri , Jeon Jungkook

Cover and story,
pure mine

HAPPY READING

“Sebuah surat yang penuh dengan penyesalan,”

Sore ini, ijinkan seorang Kwon Yuri untuk memasukkan kedua pemuda tampan bertubuh tinggi yang tengah mengerjainya. Kim Seokjin dan Park Chanyeol. Mereka memang tampan, tapi mengesalkan. Mengesalkan demi apapun yang berada di muka bumi ini. Saat ini, Yuri tengah berlari menyusuri lapangan basket indoor sebanyak dua kali. Ini merupakan sebuah hukuman baginya karena kalah dalam pertandingan. Tidak hanya dia, ada Hani yang mengikutinya di belakang. Pertandingan dua lawan dua yang telah terlihat dengan baik siapa pemenangnya.

Ya! Aku berjanji, aku akan membalas kalian suatu hari nanti.” ujar Yuri lantang. Chanyeol dan Seokjin terkekeh senang. Keduanya terlihat puas karena berhasil membuat Yuri berlari dengan kesal. Sedang Hani, gadis cantik itu tengah meneguk air mineralnya dengan antusias. Dengan langkah pelan, Yuri duduk di samping Hani dan meneguk air mineralnya tanpa minat. Pandangannya begitu menghunus ke arah Chanyeol dan Seokjin yang masih memandanganya dengan tawa kemenangan.

“Seokjin hyung! Apa kau sudah selesai? Ayo kita pulang!” Yuri menoleh ke arah pintu utama ruangan. Ia hampir menyemburkan air mineral yang berada di mulutnya. Hani memberinya sebuah tisu untuk membersihkan air yang hampir menyembur. Yuri melihat keberadaam Jeon Jungkook bersama dengan kelima temannya berada di ambang pintu ruangan.

Kim Seokjin mengambil tasnya dan mengajak Chanyeol untuk segera kembali. “Yuri? Hani? Pertandingan kita masih berlanjut,” Yuri berkacak pinggang mendengar perkataan Chanyeol dengan tampang meremehkannya. Tanpa perlu menunggu lama, ketujuh pemuda itu berangsur pergi. Yuri tahu siapa mereka. Mereka adalah teman-teman Jungkook. Akan tetapi, sebenarnya Chanyeol tidak cukup akrab dengan kelompok bernama Bangtan Boys itu. Namun, Park Chanyeol bisa akrab dengan siapa saja tanpa terkecuali.

Kim Seokjin, Min Yoongi, Kim Namjoon, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook.

Itulah mereka.

Akan tetapi, Kim Taehyung tengah disibukkan dengan adanya jadwal pemotretan di luar negeri. Kim Taehyung seorang model terkenal saat ini, Sekalipun pemuda itu masih menginjak bangku sekolah menengah akhir.

“Yuri? Kau tidak ingin pulang?” tanya Hani yang mengemasi barang-barangnya. Yuri menggeleng pelan seraya tersenyum tipis.

“Kau bisa pulang dulu, aku akan berada di sini beberapa menit lagi.” Hani mengangguk mendengar perkataan Yuri. Dengan cepat, Hani keluar dari ruangan dan meninggalkan Yuri yang terdiam di tempat. Dirinya yang tadinya bermandikan keringat, kini tidak terlihat. Ia lelah, namun menghabiskan waktu sendiri seperti ini membuatnya lebih baik.

Setelah lima belas menit berdiam diri, Yuri mulai mengemasi barang-barangnya yang melangkah pergi. Pergerakan tungkainya terhenti, kala secara tidak sengaja ia mendapati sepucuk surat yang berada di samping pintu ruangan. Surat tersebut berwarna merah muda, maka akan sangat mudah bagi Yuri untuk menemukannya.

Yuri memungut surat tersebut sembari mengedar pandang. Ia tidak mendapati seorangpun, lantas ia membaca nama pengirim dan siapa yang dituju. “Kwon Yuri? Untukku?” Yuri mengernyit bingung. Surat itu ditujukan kepadanya. Akan tetapi, tidak terdapat nama si pengirim. Tanpa perlu mengulur waktu lebih lama lagi, Yuri membuka surat tersebut dan membacanya perlahan.

 

Teruntuk, sang terkasih-
Kwon Yuri

            Hai Yuri? Atau perlu, ku panggil Yuri noona? Aku terlalu berlebihan bukan? Mengirim surat seperti ini kepadamu, sekalipun aku tahu pada akhirnya kau akan membuang surat ini ke jalanan dan membiarkan orang lain yang membacanya. Aku ingat noona, aku ingat di saat kau tidak suka dengan istilah surat-menyurat yang kuno dan membosankan itu. Tapi menurutku, sebuah surat menunjukkan sisi romantis dari sang pasangan. Berbeda di saat kau menjetikkan jari untuk menekan tombol dan mengetikkan beberapa kata yang tidak di landasi oleh perasaan. Aduh! Kurasa aku mulai gila karena membuat pernyataan seperti ini. Maafkan aku yang sering berdelusi setiap malam ini.

            Satu hal yang masih belum kuingat dengan baik, kita bukan pasangan lagi. Sebenarnya, selama ini aku sangat menyesal karena membuatmu sedih di saat malam. Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku tahu ‘kan? Tentu saja, dengan menunggu di bawah beranda kamarmu dan aku bisa mendengar tangisanmu. Juga, aku mendengar suara parau-mu itu menyebut namaku. Rasanya aku begitu egois. Karena mementingkan diriku sendiri untuk mengikuti perintah gadis itu yang tidak ada kaitannya denganku. Wajar saja bagimu untuk marah dan memutuskan hubungan ini secara sepihak. Jujur, aku masih tidak menerima kenyataan ini dengan sebaik mungkin.

            Sebelumnya, aku tidak pernah melakukan hal seperti ini kepada mantan kekasihku yang dulu. Dan aku yakin, mungkin kau juga tidak terima mengingat aku pernah berhubungan dengan banyak gadis. Tapi, percayalah… Bagiku, hubunganku denganmu sangat istimewa. Entah karena perbedaan usia atau sikap kita yang saling bertolak belakang, aku benar-benar menyukai hubungan ini.

            Maafkan aku, yang tidak dapat menghindari kenyataan pahit ini. Aku tidak bisa mengelak, sekalipun aku ingin. Sampai saat ini, bahkan aku ingin mendekapmu seperti dulu. Aku tidak berbohong, aku sangat ingin memelukmu. Maaf, aku lancang mengatakannya. Asal kau tahu, aku benar-benar menyesal.

            Dan terima kasih untuk waktu sepuluh detik-mu yang telah kau berikan padamu kemarin. Aku selalu mengingatnya dengan baik. Aku tidak akan memaksamu untuk menjawab pertanyaanku. Aku hanya ingin kau tahu, aku tidak akan mengganggumu lagi. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan memaksamu dan menatapmu seperti di taman kemarin.

            Kwon Yuri,

            Aku mencintaimu, selamanya akan sama.

 

 

Yuri menyandarkan dirinya di dinding lorong utama menuju ke pintu utama sekolah. Dadanya terasa begitu sesak. Seberapa dini seorang Jeon Jungkook, pemuda itu lebih dari pria dewasa dengan sejuta kasih sayang yang tulus. Hanya saja, ada satu hal yang membuat Yuri tidak mengerti.

“Aku tidak akan mengganggumu lagi.”

END

RCL sangat dibutuhkan, aku post banyak ff karena aku berharap kalian akan memberikan respon yang sama banyaknya dengan usahaku dalam mengerjakan masing-masing ff.
Tolong tinggalkan jejak ya?

Bye~ ©Firda©

 

12 thoughts on “[BangtanYul Series] A Letter (Ficlet)

  1. jungkook masih belum terima kenyataan kalo dia dan yuri udah putus .. tapi apa yg terjadi sepuluh detik itu ?? dan kenapa jungkook ngomong gk akan ganggu yuri lagi ??
    beneran jungkook yg ngasih ?? tapi kapan ?? secara dia ke lapangan itu cuma sebentar buat manggil seokjin

    Liked by 1 person

  2. Wow ka firda, antusias sma ff nya hihi
    suka deh. Oh iya mungkin jungkook bilang tidak akam mengganggu yuri lagi adalah pergi dari yuri selamanya? Hihi so tau. D tunggu sequel nya ya #kedip2

    fightiing ka firda

    Liked by 1 person

  3. Masih bingung..
    Karena pertemuan Yuri sama Jungkook singkat banget. Trus dia kasih surat yang isinya penyesalan. Itu hubungan Yuri sama Jungkook sebelumnya gimana sih? Penasaran…
    Buat Sequelnya donk

    Liked by 1 person

  4. Walaaahh~ ini kok agak ngebingungin yah? Jd mereka sempat pacaran sebelumnya? Terus putus krna permintaan seorang gadis yg- ah! Njelimet! Gagal paham. Ini oneshoot kok mirip riddle yah? Penuh teka teki. Hihi..

    Apa akunya ajah yg lama loding? Tapi penasaran sama kejadian mereka putus. Mgkn gak, ada part spesial gitu buat ff ini? Biar gak gagal paham. Hehe..

    Liked by 1 person

  5. Ini sambungan yang sepuluh detik itu yah?? Yuri benar benar gak menjawab yah?? Sedih beneran gak bakal balikkan lagi yah? Siapa sih cewe yang buat mereka pisah ?

    Liked by 1 person

Leave a comment